SOLO, solotrust.com - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah tengah bersiap menggelar Operasi Ketupat Candi 2021 jelang pemberlakuan larangan mudik pada 6 hingga 17 Mei mendatang. Polda Jateng tengah mempersiapkan berbagai macam upaya untuk menekan pergerakan kendaraan yang akan memasuki kawasan Jawa Tengah.
Sebanyak 14 titik penyekatan di berbagai perbatasan provinsi dan 71 titik penyekatan diperbatasan antar kota dan kabupaten disiagakan untuk menyaring pemudik.
“Jadi penyekatan kita dari 14 titik itu yang paling kita utamakan dari Rembang, Blora, Wonogiri, Karanganyar arah Madiun, Banyumas, Brebes, nanti pada pelaksanaannya pas tanggal 6 ini pasti kita puter balikkan,” ujar Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol M. Rudy Syafirudin kepada TA Radio, Selasa (4/5).
Polda mengandeng sejumlah instansi seperti TNI, Satuan Gugus COVID-19, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan hingga petugas PPKM Skala Mikro untuk turut mengawasi pergerakan pemudik di wilayah masing-masing.
“Saya sampaikan ke pak Kapolda, pak Gubernur keberperansertaan seluruh masyarakat membuat bagaimana laju penyebaran covid91 betul-betul terhenti.” tambahnya.
Menyikapi banyaknya pemudik yang melakukan perjalanan sebelum pemberlakuan larangan mudik, pihaknya meminta agar PPKM Skala Mikro dapat berlangsung semaksimal mungkin.
Rudy menyayangkan masih banyaknya pemudik yang menggunakan moda transportasi bus tidak memiliki surat bebas COVID-19 seperti yang sudah disyaratkan oleh Kementerian Perhubungan.
“Kemarin di Wonogiri bus masuk begitu banyak, ternyata dari peraturan Kementerian Perhubungan yang mewajibkan prokes kesehatan dengan membawa surat bebas COVID-19 juga tidak ada. Bayangkan saja sekarang kereta api, pesawat sudah menerapkan itu sedangkan bus itu hanya sebagai slogan saja,” papar Rudy.
Nantinya akan dilakukan pengecekan diseluruh terminal dan penumpang bus, untuk meminimalisir potensi penyebaran COVID-19.
“Semua yang d iterminal akan kita cek ulang, apabila ada 1 atau 2 orang tidak ada surat bebas COVID-19 saya akan balik kanankan satu bus. Jawa Tengah tidak mau mengambil resiko dengan kedatangan orang asli Jateng yang mudik tetapi dia membawa carrier COVID-19 kita tidak mau itu terjadi.” pungkasnya.
()