Ekonomi & Bisnis

Dilema Pandemi: PPDB Sudah Dibuka, Toko Buku Masih Merana

Ekonomi & Bisnis

19 Juni 2021 20:01 WIB

Suasana di Toko Bumi Putera. Imbas pandemi Covid-19, penjualan buku dan alat tulis belum menunjukkan peningkatan berarti, meski PPDB sudah dimulai (Dok. Istimewa/lutfi)

SOLO, solotrust.com - Penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk siswa SMA di wilayah Jawa Tengah telah dimulai prosesnya semenjak 14 Juni lalu dan berakhir 24 Juni 2021 mendatang. Namun, PPDB ini tidak berdampak banyak pada penjualan di toko buku dan alat tulis.

“Tak ada pengaruh sama sekali karena PPDB ini tatap mukanya hanya tertentu, tidak seperti dahulu. Kalau dahulu sebelum PPDB banyak orangtua yang siap-siap membeli perlengkapan untuk anaknya. Kalau sekarang kan daring (dalam jaringan), jadi tidak perlu mempersiapkan hal-hal seperti itu,” kata Kepala Toko Bumi Putera, Suyatno.



Adapun untuk penjualan saat ini cenderung menurun jika dibanding sebelum pandemi Covid-19. Mayoritas pembelian pun dari instansi bank, bukan dari instansi pendidikan maupun orangtua murid.

“Masalahnya selama, kalau alat tulis itu sekolahan atau instansi belum buka, terpaksa kami jual apa adanya, tidak maksimal. Selama satu tahun pandemi ini, hasilnya gini-gini saja dan tidak memenuhi target penjualan,” tambah Suyatno.

Saat ini pembelian barang umumnya berupa tinta printer dan lembar kertas HVS, sedangkan buku malah tidak laku.

“Barang yang dibeli biasanya ya kertas-kertas HVS, bolpoin, kalau buku-buku malah tidak jalan,” kata Suyatno.

Diakui, kondisi toko di masa pandemi ini cenderung sepi dan tidak ada antrean. Bahkan, dirinya sempat menutup toko selama sepekan lantaran sepi pembeli.

“Dahulu pernah ditutup seminggu karena pandemi dan tidak ada pembeli yang datang. Karyawan pun terpaksa dirumahkan selama seminggu,” ungkap Suyatno.

Pembelian di Toko Bumi Putera sendiri lebih didominasi instansi. Biasanya pembelian dilakukan dalam jumlah banyak. Jarang pembelian dalam skala kecil atau pun dari konsumen individu.

“Orangtua dan anak jarang yang datang untuk membeli, kebanyakan yang beli di sini dari instansi. Saat ini pun kebanyakan dari instansi bank atau pun keuangan,” pungkas Suyatno. (lutfi)

(and_)