Pend & Budaya

Covid-19 Melonjak, PTM di Sukoharjo Masih Ngambang

Pend & Budaya

23 Juni 2021 16:35 WIB

ilustrasi PTM. (Foto: CGTN)

SUKOHARJO, solotrust.com - Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Sukoharjo sejauh ini belum bisa diberlakukan, menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo, Darno, menjelaskan bupati Sukoharjo telah meluncurkan surat edaran (SE) mengenai petunjuk teknis PTM dari PAUD hingga SMA. Kendati demikian, pelaksanaan PTM belum bisa dilakukan lantaran terjadi lonjakan Covid-19.



“Bupati Sukoharjo telah meluncurkan edaran berupa petunjuk teknis PTM dari PAUD sampai SMA. Juknisnya (Petunjuk teknisnya) sangat rinci diberikan dari SKP Menteri, dari berbagai revisinya, dan juga edaran gubernur sudah disatukan. Mengatur secara detail sarana dan prasarana serta SOP sekolah," beber Darno, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (23/06/2021).

"Dari surat edaran bupati mengenai juknis pelaksanaan PTM, ditulis bahwa jika wilayah kita zona oranye, apalagi merah tidak diperkenankan untuk PTM. Jadi, masih sangat bergantung pada situasi dan kondisi saat ini,” tambah dia.

Sebelumnya telah dilakukan survei wali murid dua bulan lalu terkait rencana pemberlakuan PTM. Hasilnya hampir seratus persen orang tua wali murid setuju. Namun, di situasi seperti ini belum bisa dipastikan apakah wali murid tetap mengizinkan atau tidak.

“Kira-kira dua bulan lalu orangtua menandatangani pernyataan yang hampir seratus persen setuju dan kami tidak tahu bahwa di-update (diperbarui-red) sekarang. Apakah orangtua tetap mengizinkan atau tidak dengan situasi yang seperti ini,” imbuhnya.

Persiapan PTM yang akan diselenggarakan semua sekolah di Sukoharjo sudah mendekati kata sempurna, bahkan sekolah yang merencanakan ujian secara luar jaringan (Luring) sudah dilakukan kunjungan dari puskesmas dan gugus tugas. Namun, rencana itu urung dilakukan.

“Permasalahannya bukan di persiapan ini. Semua sekolah sebenarnya sudah mendekati sempurna. Sudah ada pengecekan ketika akan ujian sekolah, rencana mau luring di sekolah itu tidak jadi. Tapi sekolah sudah dilakukan kunjungan dari puskesmas dan gugus tugas desa untuk SD, yang SMP dari gugus tugas kecamatan,” kata Darno.

Ia menjelaskan dari data Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), hingga Juni ini terdata sekira 234 guru terpapar Covid-19, bahkan ada kepala sekolah meninggal dunia lantaran virus tersebut.

“Dari data PGRI tahun 2020 ada sekitar 122 guru yang terpapar dan di tahun 2021 hingga Juni ada sekitar 112 yang terpapar. Bahkan ada kepala sekolah di daerah Mojolaban yang meninggal karena terpapar covid-19," sebut Darno.

Terlepas dari itu, persentase kegiatan PTM pun dinilai hanya 15 persen dari kegiatan normal sekolah. Siswa sudah berada pada titik jenuh mengikuti pembelajaran dalam jaringan (Daring).

"Walaupun akan tetap dilakukan PTM, persentasenya akan sangat kecil. Anak hanya dua kali masuk sekolah dan hanya mendapat empat mata pelajaran dengan waktu dua jam. Jadi persentasenya hanya 15 persen dari kegiatan normal sekolah waktu dulu. Ketika PTM dilaksanakan pun pembelajaran jarak jauh tetap akan menjadi solusi. Hingga saat ini kejenuhan anak-anak sudah berada di titik paling jenuh. Ilmu yang disampaikan secara daring pun hanya terserap sedikit," papar Darno.

Terkait itu, pihaknya mengatakan telah menginstruksikan tim guru cerdas untuk menyiapkan konten belajar interaktif.

"Kami akan memanggil tim guru cerdas yang menyiapkan tentang pembelajaran untuk merintis dan membuat lagi konten-konten pembelajaran yang interaktif,” kata Darno. (Dina Indri/Putri Aryati)

(and_)