Hard News

Efek PPKM Darurat, Jumlah Pasien Covid 19 di Semarang Turun

Sosial dan Politik

30 Juli 2021 13:36 WIB

Kunjungan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo ke di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro (RSWN), Semarang. (Foto: Antara)

SEMARANG, solotrust.com - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diterapkan 3-20 Juli 2021 dinilai mampu menurunkan jumlah pasien Covid-19 di Semarang, Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo saat melakukan verifikasi lapangan di Semarang.



“Para tenaga kesehatan di Kota Semarang, Jawa Tengah, melaporkan bahwa kebijakan PPKM sejak 3 Juli telah memberikan dampak positif terhadap penurunan jumlah pasien Covid-19. Hasil pemantauan lapangan kami di Semarang menunjukkan keberhasilan PPKM dalam menekan kasus Covid-19," kata Abraham, dari siaran pers KSP, Jumat (30/7).

Meskipun level PPKM di Semarang telah diturunkan, Abraham menghimbau masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan. Ia juga meminta pasien yang bergejala sedang untuk ke rumah sakit jika membutuhkan, sebab ketersediaan tempat tidur masih memadai.

“Bagi yang bergejala sedang, sekarang jangan ragu ke rumah sakit karena ketersediaan tempat tidur masih memadai. Ini menjaga agar tidak ada kejadian pasien yang terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan,” kata Abraham.

Selain itu, Abraham melarang masyarakat menimbun obat ataupun oksigen medis.

“Lebih baik diberikan kepada yang membutuhkan, karena ikhtiar melawan Covid-19 adalah perjuangan bersama-sama seluruh elemen masyarakat. Harapannya kurva pandemi bisa terus menurun, sehingga aktivitas ekonomi secara bertahap akan bisa berjalan kembali,” ujarnya.

Sebelum penerapan kebijakan PPKM, lonjakan pasien Covid-19 juga terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro (RSWN), Semarang. Namun saat berkunjung ke rumah sakit tersebut, tim KSP mengatakan sudah tidak menemukan adanya antrian pasien.

“PPKM darurat menolong kami dalam memberikan perawatan. Jumlah pasien berangsur menurun. Sekarang ada 182 pasien COVID-19, dari 528 pasien di awal Juli 2021,” kata Direktur RSWN, dr. Susi Herawati.

Saat lonjakan kasus COVID-19 terjadi di pertengahan Juni hingga awal Juli 2021, menurut Susi, manajemen rumah sakit mengkonversi hampir 80 persen tempat tidurnya untuk penanganan pasien COVID-19, yakni 528 kasur di ruang inap dan 45 kasur di ruang ICU. Tigkat keterisian IGD RSWN juga kerap berlebih hingga tidak ada ruang tersisa.

“Pada waktu itu, kami segera mengubah bangsal umum menjadi tempat penanganan COVID-19, sehingga pasien IGD bisa segera dipindahkan ke bangsal untuk perawatan lebih lanjut,” imbuh Susi.

Menurut KSP, hal yang patut diapresiasi dari RSWN adalah inisiatif untuk menyewa truk isotank dalam memenuhi kebutuhan oksigen medis. Pasokan oksigen dalam tiga hari terakhir juga terlapor masih mencukupi. (lala)

(zend)