Solotrust.com - Menjadi seorang aktor atau bergelut di dunia seni peran, penting untuk terus belajar. Pada hakikatnya, jika seorang aktor sudah merasa puas dengan dirinya, ia tak akan bisa berkembang.
Menjadi seorang aktor profesional di atas panggung teater maupun film dibutuhkan segudang referensi tentang banyak hal. Karenanya, beberapa hal dasar harus dipelajari, seperti ketekunan melatih vokal, cara membaca, olah tubuh, dan melatih rasa serta sukma.
Di samping itu, melatih kesadaran diri bagi seorang aktor juga penting. Pasalnya ketika melakukan akting, seorang aktor harus bisa meyakinkan.
Observasi karakter sangat diperlukan apabila seorang aktor telah menerima sebuah peran dari sutradara. Observasi dilakukan agar seorang aktor bisa lebih mendetail dalam mempelajari karakter dalam naskah.
Saat melakukan observasi, biasanya seorang aktor akan menemukan berbagai hal tentang peran yang akan dimainkannya secara tak terduga. Seperti halnya jika seseorang putus cinta, apa saja yang dilakukannya?
Bisa saja dirinya menangis keras, melarikan diri dari masalah dengan mabuk-mabukan. Mungkin pula karena terlalu larut dalam kesedihan hanya duduk diam termenung berjam-jam di salah satu sudut ruangan.
Demikian pula ketika melakukan observasi tentang tokoh korban pemerkosaan. Seorang aktor perlu mendalami bagaimana psikis korban setelah kejadian buruk menimpanya.
Apakah tidak mau bertemu orang ataukah depresi menangis terus menerus? Di sini kejelian aktor juga diperlukan untuk dapat mengorek keterangan dari seseorang yang ditelitinya tanpa menyinggung perasaan.
Memang tak mudah dalam melakukan observasi sebuah karakter naskah. Banyak hal harus dipelajari, mulai dari psikologi karakter, sosial, ekonomi maupun asal dan tempat tinggal karakter yang akan dimainkan.
Whani Darmawan, seorang aktor teater dan film dalam sebuah kesempatan pernah bercerita. Dirinya harus belajar bahasa Madura untuk perannya sebagai Darsam di film Bumi Manusia karya Hanung Beamantyo.
Darsam diceritakan dalam film sebagai pengawal setia Nyai Ontosoroh, gundik Herman Mellema, pemilik beberapa perusahaan dengan nama Boerderij Buitenzorg dari Madura. Mau tak mau Whani pun harus bisa berbahasa Madura untuk menghidupkan karakter Darsam.
Pun demikian halnya dilakukan Teuku Rifnu Wikana dalam film yang menceritakan kisah hidup WR Supratman berjudul Wage. Pada sebuah kesempatan, Rifnu sempat bercerita proses dalam film Wage yang mengharuskan dirinya belajar bahasa Belanda.
Perannya sebagai Fritz menuntut Teuku Rifnu Wikana bisa berdialog bahasa Belanda. Ia kemudian mempelajari bahasa asing itu secara intensif agar bisa berdialog dengan benar sesusi emosi yang dibutuhkan dalam naskah.
Di samping itu, melatih diri agar relaks serta melatih konsentrasi juga diperlukan untuk membantu aktor mengurangi rasa gugup di atas panggung atau di depan kamera.
Mempersiapkan diri menjadi seorang aktor memang tak gampang. Menjadi aktor baik tidak sekadar hanya hafal dialog dengan ekspresi mata melotot kala berakting marah, namun juga bagaimana caranya agar karakter yang dimainkan bisa dihidupkan. Sebiss mungkin menciptakan katarsis untuk para penontonnya. (dd)
(and_)