SOLO, solotrust.com - Memasuki usia 24 tahun, Universitas Surakarta (Unsa) menargetkan pemaksimalan pertukaran pelajar sebagai salah satu implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Terlebih, Unsa sudah menjalin kerja sama dengan kampus di luar negeri.
Salah satunya pada Juli 2022 lalu, Unsa melaksanakan Focused Group Discussion (FGD) dengan Universiti Kuala Lumpur (UNIKL) Malaysia dan sudah mencanangkan kerja sama. Salah satu penerapannya dengan melakukan pertukaran mahasiswa.
Wakil Rektor I Unsa, Budi Purnomo, menyebut program tersebut akan menjadi target yang terus diupayakan pelaksanaannya oleh universitas.
"Yang akan menjadi project, mahasiswa [Unsa] bisa kuliah di luar negeri, MoU (Memorandum of Understanding) sudah banyak sekali, tetapi masih menunggu mahasiswa ke sana atau sebaliknya," kata Budi Purnomo dalam jumpa media di salah satu restoran di kawasan Jalan Adi Sucipto Solo, Kamis (27/10/2022) pagi.
Di luar itu, program pertukaran mahasiswa selama ini sudah berjalan baik di internal kampus maupun dengan kampus lain di dalam negeri. Budi Purnomo menyebutkan, beberapa kampus di antaranya Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), Universitas Brawijaya (UB) Malang, hingga Universitas Kuningan.
"Terkait MBKM itu dikoneksikan terkait adanya hak mahasiswa untuk menempuh tiga semester bisa antar prodi (program studi) di dalam Unsa, sudah kami terapkan di semester ini. Kemudian sesama prodi atau beda prodi di perguruan tinggi lain sudah ada mahasiswa yang kuliah di UMS dan di UB pada semester ini. Kami juga menerima mahasiswa dari Universitas Kuningan dan kuliah satu semester di S-1 Ilmu Hukum," paparnya.
Selain menggandeng universitas lain, Unsa juga melakukan kerja sama dengan industri, salah satunya MoU dengan Fave Hotel pada Juli silam. Program itu akan mempersiapkan lulusan Unsa untuk dapat beradaptasi dengan industri.
"Terkait program internship kami juga menjalin beberapa kerja sama industri, di antaranya perhotelan kami sudah menjalin MoU dengan jaringan di Fave Hotel," terang Budi Purnomo.
Rektor Unsa, Arya Surendra mengatakan, pihaknya akan terus menggalakan kurikulum yang mendorong lulusan siap kerja lewat MBKM. Program yang dicanangkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) itu, sebutnya, akan menambah bekal lulusan Unsa.
"Mahasiswa ini sebelum keluar sebagai alumni sudah dibekali pengalaman karena sebaik apa pun pembelajaran kalau belum pernah keluar dan mengalami dinamika kehidupan, nanti idealisnya masih terlalu open book. Ini kami bekali dengan mentalitas, pembelajaran di dunia pendidikan seperti belajar renang di lautan bebas," paparnya.
Terlebih, Unsa dan lembaga pendidikan lain kini dihadapkan pada ancaman resesi ekonomi. Baginya, Unsa mesti adaptif serta bergerak cepat dan tepat dalam merumuskan pembelajaran.
"Kami semua dihadiahi ancaman resesi, tetapi yang berhasil keluar dari krisis adalah orang yang istilahnya athikan atau adaptif. Tentunya target Unsa ini bagaimana proses pembelajaran pendidikan ini bisa sustainable (berkelanjutan-red), berarti kita harus evaluasi tata kelola, tata administrasi, kurikulum," pungkas Arya Surendra. (dks)
(and_)