Ekonomi & Bisnis

Imbas PPKM: Pengunjung Pasar Soekarno Sukoharjo Turun, Pedagang Mengeluh Rugi

Ekonomi & Bisnis

13 Agustus 2021 12:01 WIB

Pasar Ir Soekarno Sukoharjo (Dok. Istimewa/RRI)

SUKOHARJO, solotrust.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diterapkan pemerintah rupanya turut berdampak pada pasar tradisional.

Pengelola Pasar Ir Soekarno Sukoharjo, Suryanto, mengungkapkan adanya penurunan jumlah pengunjung pasar selama penerapan PPKM Darurat. Menurutnya, penurunan dirasakan pedagang yang buka di siang dan sore hari, sedangkan pedagang kebutuhan pokok sembako dini hari tidak begitu mengalami banyak perubahan. .



Kendati terjadi penurunan, namun Suryanto mengatakan, pengelola pasar senantiasa mendukung program pemerintah dalam upaya penanganan Covid 19.

"Kita ikut program pemerintah yang artinya itu tujuan baik, kita mengutamakan kesehatan masyarakat. Kita sehat, artinya mencari makan juga enak, ngapain aja juga enak,” ujarnya.

Adapun terkait operasional pasar, Suryanto mengutarakan kantor pengelola pasar selama pandemi menerapkan sistem kerja work from home untuk para karyawan. Selama PPKM, pihak pasar memberlakukan pembatasan jumlah kehadiran, yakni hanya 25 persen dari total karyawan.

Terlepas dari itu, pengelola pasar juga mengharapkan seluruh pedagang maupun pengunjung tetap menerapkan protokol kesehatan selama pandemi.

"Saya mohon untuk masker itu adalah sebuah kebutuhan, kita butuh sehat, kita juga harus pakai  masker,” ujar Suryanto.

Sementara itu, salah satu pedagang, Wiwid Subarwoko (50) menilai PPKM Darurat adalah sebuah solusi yang diberikan pemerintah untuk mengatasi pandemi, meski memberikan berbagai dampak, baik positif maupun negatif.

Wiwid mengakui PPKM efektif menekan penyebaran virus corona, meski kebijakan itu juga menjadi tantangan berat bagi pedagang.

"Kita harus menghela napas yang panjang, panjang sekali dari sisi ekonomi dan dampaknya sangat luar biasa. Saat ini jelas saya rasakan berkurang, tidak seperti dulu, tapi kita nggak bisa menyalahkan, ini juga solusi juga," kata dia.

Sementara terkait stok sembako, diakui Wiwid, sejauh ini cenderung melimpah. Harga pun masih tergolong stabil. Kalaupun ada kenaikan ataupun penurunan masih terbilang wajar.

"Saat ini saya jual beras biasa-biasa saja, artinya kalau mau minta harga Rp10 ribu kami siapkan, mau harga berapa juga kami siapkan, mau berapa banyak juga kami bisa siapkan,” ungkapnya.

Wiwid pun berharap pemerintah bisa memberikan solusi terbaik untuk membangkitkan ekonomi masyarakat. Menurutnya, penerapan PPKM telah menimbulkan banyak kerugian bagi pedagang seperti dirinya. (Imam hatami)

(and_)