Pend & Budaya

Hilmar Farid Kenang Sosok Wiji Thukul, Sebut Komunikator Efektif

Pend & Budaya

26 Agustus 2021 21:31 WIB

Wiji Thukul saat membacakan puisi karyanya (Foto: Instagram/@senjahasyim)

Solotrust.com - Wiji Thukul selama ini dikenal sebagai penyair yang sangat vokal di era Orde Baru. Sajak-sajaknya kala itu cukup membuat merah telinga aparat keamanan sehingga sering kali dirinya bentrok dengan mereka. Puncaknya, pada Mei 1998 Wiji Thukul hilang dan tak diketahui rimbanya hingga kini.

Dirjen Kebudayaan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid mengungkap sosok Wiji Thukul yang kebetulan pernah bersamanya saat melakukan misi kebudayaan di Australia.



Cerita Hilmar Farid tentang Wiji Thukul dalam Tribute to Wiji Thukul diunggah akun Instagram @fajarmerah_ belum lama ini. Hilmar Farid diminta memberikan tanggapannya tentang Wiji Thukul dalam rangka peluncuran album berjudul 'Dia Ingin Menjadi Peluru' milik Fajar Merah, anak bungsu Wiji Thukul.

"Saya mengenal Wiji Thukul kira-kira pada awal 1990-an. Ketika itu saya juga masih mahasiswa bertemu dengan Wiji Thukul yang sudah menjadi penyair dan cukup terkenal dari Solo," kisah Hilmar Farid.

Menurutnya, Wiji Thukul mempunyai kemampuan luar biasa sebagai seorang penyair dari kalangan rakyat biasa.

"Wiji Thukul ini orang yang mengembangkan bakatnya teater dan kemampuannya menulis puisi untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya di dalam bahasa yang sekarang. Orientasinya betul-betul berpihak pada rakyat. Jadi saya sering menyebut dia sebagai seniman rakyat yang merakyat juga," beber Dirjen Kebudayaan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Masih menurut Hilmar Farid, Wiji Thukul dikenal sering menulis sajak yang mengugah dan sajak protes. Ketika ada aksi massa atau demonstrasi, puisi-puisinya kerap dibacakan.

"Tetapi bagi saya ada kualitas yang luar biasa pada Wiji Thukul, yaitu kemampuannya untuk menyampaikan apa yang dipikirkan secara sangat efektif kepada orang lain." tandas dia.

Hilmar Farid pun menceritakan saat kebersamaannya dengan Wiji Thukul ketika berangkat ke Australia dalam sebuah misi kebudayaan. Wiji Thukul sering kali bertanya kepadanya tentang beberapa kosa kata sederhana yang kemudian dicatat dalam sebuah buku.

Uniknya, dengan perbendaharaan Bahasa Inggris sangat terbatas, Wiji Thukul mampu mengkomunikasikan maksud dari workshop pertunjukan dan berakhir dengan sebuah pementasan kepada para peserta workshop yang mengikutinya.

"Dengan Bahasa Inggris yang terbatas, Wiji Thukul ini mampu melatih orang-orang yang hanya berbahasa Inggris dengan menggunakan bahasa Inggris yang sangat terbatas, bahasa isyarat semua. Kemampuan komunikasinya dikerahkan dan mampu. Ini yang membuat saya kagum luar biasa," kenang Hilmar Farid.

Dia juga menyebut Wiji Thukul sebagai sosok dengan semangat kerakyatan. Ia punya orientasi untuk membangun kehidupan lebih baik. Wiji Thukul juga seorang komunikator sangat efektif. (dd)


(and_)