Hard News

Indonesia Waspadai Tren Kasus Covid-19 Global

Nasional

29 Oktober 2021 12:21 WIB

ilustrasi virus SARS-CoV-2

JAKARTA, solotrust.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi menegaskan komitmen Pemerintah untuk terus menurunkan kasus Covid-19. Hal ini dilakukan melalui evaluasi penerapan level PPKM di seluruh wilayah Indonesia secara berkala.

Saat ini situasi di Indonesia baik di tingkat nasional maupun provinsi secara umum terjadi penurunan tren kasus baru mingguan sebesar 23 persen. Selain itu juga terjadi penurunan jumlah kematian sebesar 16 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.



Namun hal ini tidak mengurangi kewaspadaan Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19, mengingat di beberapa negara kembali terjadi lonjakan kasus.

Berdasarkan laporan WHO per 26 Oktober 2021, terjadi peningkatan jumlah kasus maupun kematian di tingkat global dan regional Eropa yang berkontribusi lebih dari 50 persen  total penambahan kasus baru dan sekitar 14 persen dari total kematian baru. Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Turki, dan Ukraina merupakan negara yang melaporkan kasus tertinggi di level global.

''Situasi global pandemi Covid-19 bisa menjadi salah satu masukan dan pembelajaran terkait respon nasional kita. Salah satu yang dianggap mempengaruhi peningkatan kasus di negara-negara tersebut adalah sudah dilakukannya berbagai pelonggaran dan penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan seperti penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak,'' ujar dr Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan pers virtual di Media Center KPC-PEN, Jakarta (27/10).

Nadia menyebut terus mempertahankan testing rate dan positivity rate pada level yang direkomendasikan WHO. Membaiknya situasi pandemi juga berimbas kepada kondisi rumah sakit.

Saat ini, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) masih dalam level 20 persen. Artinya situasi rumah sakit saat ini dalam suasana kondusif.

Nadia berharap semua elemen harus sama-sama memahami bahwa dengan tingkat pergerakan masyarakat yang semakin tinggi, maka tentu risiko interaksi dan penularan juga semakin tinggi. Namun risiko ini bisa diminimalisir jika masyarakat patuh, taat, dan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan tetap selektif dan bijak saat beraktivitas.

''Kami berharap kerjasama dari semua pihak untuk tetap memperkuat upaya testing, lacak dan isolasi serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Walau jumlah kasus baru yang semakin sedikit, namun upaya pelacakan kontak harus dilakukan secara maksimal. Identifikasi kontak tidak terbatas pada lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan lain seperti tempat kerja, sekolah, dan lainnya,'' pungkasnya.

(zend)