Hard News

500 Paket Sembako Didistribusikan ke 21 Kecamatan di Boyolali untuk Kaum Difabel

Jateng & DIY

29 Oktober 2021 14:07 WIB

Salahs atu disabilitas di wilayah Kabupaten Boyolali.

BOYOLALI, solotrust.com- Sebanyak 500 paket sembako didistribusikan di 21 kecamatan untuk para kaum disabilitas, yang terdampak pandemi Covid-19 di wilayah Kabupaten Boyolali.

Distribusi paket sembako tersebut, diberangkatkan dari Rumah Dinas Bupati Boyolali M Said Hidayat  dengan lima armada. Pemberangkatan 5 (lima) armada tersebut di lepas oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perumda Air Minum Tirta Ampera setempat. 



Ketua DWP Perumda Tirta Ampera Boyolali, Dewi Yuli Pranorasih mengatakan, bakti sosial (baksos) ini merupakan bentuk kepedulian DPW Perumda terhadap para kaum difabel dimasa pandemi covid.

“Baksos ini semoga dapat meringankan hidup para difabel. Dimana saat ini masih pandemi, jadi mereka juga terkena dampaknya,” katanya kepada solotrust.com, di Rumah Dinas Bupati,  Jumat(29/10/2021).

Dikatakanya, bantuan tersebut berupa beras, gula pasir, minyak goreng, mie instan, kecap, mie telur, masker dan juga produk UMKM, dengan total bantuan sejumlah Rp 75 juta.

“Ya, total semuanya Rp75 juta,bermacam macam kebutuhan harian semoga bermanfaat,”ujar  Dewi.

Perwakilan difabel asal Karanggeneng, Boyolali, Marsudi(42) mengaku, senang mendapat bantuan paket sembako dari DPW Perumda Air Minum Tirta Ampera. Marsudi meminta, bantuan terhadap para difabel tidak hanya sampai disini, namun juga berkelanjutan.

“Kami bersyukur sudah mendapat bantuan, semoga bantuan ini menjadi nilai ibadah para ibu-ibu pengurus DPW Perumda. Ya, semoga bantuan berkelanjutan,” katanya.

Marsudi berharap, bantuan tidak hanya berupa paket sembako, namun juga berbentuk pelatihan maupun modal usaha para kaum difabel.

“Semoga saja bantuan ini ke depannya tidak hanya sembako, tapi juga berupa pelatihan atau modal usaha. Kalau dapat modal usaha, para difabel perekonominya kan dapat meningkat,” kata Marsudi yang memilik usaha jahit itu.

Dikatakanya, program pelatihan kerja tersebut modal utama para kaum difabel. Menurutnya, apabila para difabel tidak memiliki ketrampilan kerja semakin terpuruk kehidupan difabel lainnya.       

“Kalau saya pribadi sudah memilik ketrampilan menjahit, tapi kasihan sebagian difabel lainnya belum memiliki ketrampilan yang dapat menghasilkan uang,” kata dia. (jaka)

()

Berita Terkait

Berita Lainnya