Ekonomi & Bisnis

Kontrak Rumah, Cabai, Bawang Putih dan Minyak Goreng Sumbang Inflasi di Solo

Ekonomi & Bisnis

2 November 2021 17:13 WIB

ilustrasi bahan makanan penyumbang inflasi. (Foto: Dok. Solotrust.com/rum)

SOLO, solotrust.com – Inflasi kota Solo pada periode September – Oktober 2021 tercatat 0,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,20.

"Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga terutama ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo Totok Tavirijanto dalam rilis yang diterima Solotrust.com, Senin (1/11/2021).



Terdapat 4 kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga paling tinggi di antara sejumlah kelompok yang dihitung IHK-nya.

Empat kelompok pengeluaran itu mencakup kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,43 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,42 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,35 persen; dan kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 0,23 persen.

Hanya kelompok pakaian dan alas kaki yang relatif stabil.

Sedangkan sejumlah komoditas penyumbang inflasi Oktober 2021, yaitu kontrak rumah, cabai merah, minyak goreng, tukang bukan mandor dan bawang putih.

Sebaliknya, komoditas penyumbang deflasi di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, tomat, pepaya, dan alpukat.

Adapun inflasi tahun kalender 2021 (Oktober 2021 terhadap Desember 2020) tercatat 1,52 persen dan inflasi year on year atau yoy (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 2,02 persen.

Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya pada Oktober 2021 tercatat inflasi tertinggi terjadi di Tegal sebesar 0,45 persen dan inflasi terendah di Kudus sebesar 0,14 persen.

Secara nasional, dari 90 kota yang dihitung IHK-nya, 68 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sampit sebesar 2,06 persen dan inflasi terendah di Banyuwangi dan Sumenep masing-masing hanya 0,02 persen.

Sedangkan yang mengalami deflasi terbesar adalah Kendari yaitu 0,70 persen dan deflasi terkecil dialami Bengkulu di angka 0,02 persen. (rum)

(zend)