Ekonomi & Bisnis

Desainer Indonesia dan Afrika Selatan Berkolaborasi dengan Kain Tradisional

Ekonomi & Bisnis

4 November 2021 16:52 WIB

Enam desainer asal Indonesia dan Afrika Selatan yang akan berpartisipasi dalam program “Stories of Hope: Indonesia – South Africa Fashion Design Collaboration Incubation” (Foto: Kementerian Luar Negeri)

PRETORIA, solotrust.com – Kedutaan Besar Republik Indonesia di Pretoria dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg memberikan tantangan kepada para desainer dari Indonesia dan Afrika Selatan untuk menciptakan karya pakaian yang unik.

Dengan mengangkat judul program “Stories of Hope: Indonesia – South Africa Fashion Design Collaboration Incubation” nantinya akan melibatkan tiga desainer dari Indonesia dan Afrika Selatan yang akan menghasilkan enam desain pakaian dengan tema berbeda-beda yaitu casual, semi-formal, dan formal. 



Dalam kegiatan ini, para desainer diharuskan menggunakan kain-kain tradisional asal negara masing-masing. Indonesia akan menggunakan kain batik dan Afrika Selatan menggunakan kain ShweShwe.

Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi menyebutkan bahwa dalam kegiatan ini selain meningkatkan interaksi namun juga dapat membantu mempromosikan budaya dan ekonomi kreatif masing-masing negara.

“Pencapaian-pencapaian kedua negara dilandasi oleh api harapan untuk bisa terus maju. Untuk melihat interpretasi para desainer akan kisah-kisah harapan dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara dalam hasil karya mereka," tutur Salman dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri.

Kepala Desain dan Merchandise The Foschini Group (TFG), Jacquii Sussmann mengungkapkan bahwa kegiatan nini dapat melengkapi berbagai upaya dalam mendukung generasi muda.

“Selamat kepada para desainer yang berpartisipasi di program Stories of Hope ini! Kami senang menjadi bagian dari kegiatan pengembangan talenta pemuda dan tantangan kreatif ini. Tahun ini saja TFG telah menginvestasikan 13,7 juta Rand (sekitar 13,7 miliar Rupiah) untuk pengembangan pemuda, di antaranya dengan memberikan kesempatan kepada hampir 1000 pemuda yang tidak memiliki pekerjaan untuk belajar dan magang di Pusat Desain TFG. Banyak diantara pemuda tersebut kemudian berhasil menjadi pegawai tetap di TFG," ujar Jacquii.

Program ini melibatkan tiga desainer Indonesia yang tergabung dalam  Indonesian Fashion Chamber (IFC) diantaranya Irmasari Joedawinata, Raegita Oktora, dan Weda Githa. Sementara Afrika Selatan menggandeng desainer dari TFG yaitu Bianca Malan, Nabeela Francis, serta Lisakhanya Matya. (cahyarani)

(zend)