Solotrust.com - Si Doel Anak Sekolahan merupakan salah satu sinetron yang hingga sekarang masih saja setia menemani para pemirsanya di layar televisi. Kendati sudah diputar berkali-kali, namun sinetron Si Doel tak pernah bosan untuk ditonton.
Suasana cerita dekat dengan kehidupan sehari-hari merupakan salah satu faktor membuat tontonan Si Doel tak lekang dimakan waktu. Di balik kesuksesannya ini, ada cerita unik dan seru dalam proses syuting Si Doel Anak Sekolahan.
Rano Karno yang diwawancarai Sule di akun YouTube Sule Channel membuka beberapa cerita saat proses syuting sinetron Si Doel berlangsung.
"Gue datang ke rumah Babe (Benyamin), gue tawarin ada sinetron. Babe baca dan menyetujui, tapi gue nggak berani tanya honornya berapa. Takut ditabok sama dia, tapi gue ngerti bagaimana menghargai beliau," cerita Rano Karno saat awal menemui mendiang Benyamin untuk terlibat dalam produksi Si Doel Anak Sekolahan, sebagaimana dikutip solotrust.com dari akun YouTube Sule Channel, Senin (15/11/2021).
Silaturahmi antarpemain di sinetron Si Doel Anak Sekolahan diakui Rano Karno menjadi salah satu kekuatan produksi serta meramu cerita. Bahkan, sering kali Benyamin juga ikut memberikan ide cerita tentang skenario yang akan dimainkan nantinya.
"Babe itu nggak hanya main lho. Dia selalu memberikan ide. Dia terlibat secara konsep, tapi di kreatif nggak," seloroh mantan gubernur Banten.
Rano Karno juga mengutarakan dirinya dari awal memang tidak memasang tokoh utama dalam Si Doel Anak Sekolahan.
"Saya tidak membuat Si Doel itu ada tokoh utama. Tidak ada. Semua tokoh utama," jelas dia mengenai banyaknya karakter beragam dalam Si Doel Anak Sekolahan yang bisa dijadikan tokoh utama cerita.
"Itu yang membuat gue agak leluasa (dalam menulis cerita)," sambungnya.
Rano Karno kemudian menceritakan saat Benyamin meninggal dunia, sebenarnya skenario yang ada tokoh Babe sudah jadi 13 episode, namun terpaksa ia buang. Pasalnya, tak mungkin mengganti tokoh babe dengan orang lain selain almarhum Benyamin.
Rano Karno pun kemudian membuat cerita episode baru selepas meninggalnya Benyamin, meskipun pada mulanya ingin menamatkan cerita Si Doel.
"Si Doel itu sebenarnya ceritanya tentang benturan antara tradisi dan modern. Tradisi diwakili oleh Babe dan modern oleh Si Doel. Begitu Babe nggak ada, gue bingung mau lari ke mana ceritanya," kata Si Doel yang kemudian melanjutkan cerita ke percintaan antara Si Doel, Sarah, dan Zaenab.
Dalam penggarapan Si Doel, Rano Karno mengakui jika dirinya terpaksa menjadi sutradara karena tak kuat membayar sutradara. Kendati demikian, dirinya pun kemudian berpikir untuk merekrut tim kuat, terutama di departemen penyutradaraan serta merekrut kru film sehingga gambar yang dihasilkan pun hampir mirip dengan film. (dd)
(and_)