Entertainment

Perkawinan Musik Lintas Genre akan Ditampilkan di Rock in Solo 2021

Entertainment

23 November 2021 15:39 WIB

Apokaliptika : A Journey of Rock ini Solo bakal menyuguhkan penampilan yang berbeda, mengawinkan musik rock dan musik tradisional. (Foot: Dok. Solotrust.com/ari)

SOLO, solotrust.com – Rock in Solo nekat menampilkan kolaborasi gamelan dengan musik keras di perhelatan bertajuk Apokaliptika : A Journey of Rock in Solo yang akan diadakan di Terminal Tirtonadi Comvention Hall pada 18 Desember 2021 nanti.

Penampil utama, band cadas asli Solo Down For Life akan berkolaborasi dengan musisi tradisional Gondrong Gunarto yang akan memasukkan elemen gamelan Jawa, gamelan Sekaten dan gamelan Bali.



Tak tanggung-tanggung, sederetan musisi lintas genre yang berencana meramaikan acara yang sempat vakum sekitar 6 tahun itu di antaranya musisi keroncong Endah Laras, Doel dari band komedi Pecas Ndahe, sindhen Whawin Laura.

Selain itu, musisi lain yang turut dilibatkan yakni gitaris DD Crow dari Roxx band, band blackmetal Jawa Djiwo, Pinthus dari band Bandoso, dan Kokom dari band Paranoid Despire.

Penyelenggara Rock in Solo, Stephanus Adjie menjelaskan, kolaborasi dengan musisi Solo lintas genre tersebut bukan atas dasar paksaan pihak tertentu melainkan mengingat asal muasal acara yakni kota Solo.

"Pemkot Solo tidak pernah menyinggung bentuk apapun festivalnya. Bahkan dari sponsor tidak ada intervensi apapun. Kami diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengemas ini," tegas Adjie usai jumpa pers di Solo, Senin (22/11).

Adjie menyatakan, alasannya mengapa kolahorasi dengan musisi lintas genre ditampilman sebenarnya penyelenggara ingin menunjukkan bahwa musik rock itu tidak kaku. Dan ingin turut melestarikan budaya Jawa.

"Dengan gamelan, tanggapan mereka juga sangat luar biasa baik. Ketika kita ajakin ini mereka sangat tertantang semua. Kenapa gamelan? Ya karena kami dari Solo. Kalau Down For Life dari Jakarta mungkin akan dengan tanjidor," kelakar Adjie.

Penyelenggara Rock in Solo lainnya, Firman Prasetya menambahkan acara yang diadakan secara offline dan online ini merupakan pertunjukan musik yang ingin menampilkan hasil kawin silang antara musik keras, gamelan kontemporer, dan performing art.

"Mungkin ini kayak back to the roots kali ya. Maksudnya ketika ngomongin Rock in Solo kan memang dari Solo. Akhirnya kita coba, Solo kan punya banyak potensi, kalau ini bisa dikolaborasi, mengapa tidak," kata pria yang akrab disapa Bolly ini.

Apokaliptika : A Journey of Rock ini Solo akan digelar selama 90 menit saja. Dengan pengisi acara maupun penonton diwajibkan tes swab antigen, vaksin minimal 1 kali, dan menaati protokol kesehatan yang berlaku. (rum)

(zend)

Berita Terkait

Banyak Kejutan! Rock In Solo 2022 Hadir Bulan Agustus Nanti

Gibran Sebut Solo Bisa Jadi Percontohan Penyelenggaraan Konser Musik di Tengah Pandemi

Tak Sekedar Pertunjukan Musik, Rock In Solo 2021 Jadi Ajang Kolaborasi Karya Kebanggaan Lokal

Pemkot Harap Rock in Solo Picu Dampak Positif ke Sektor Lain

Setelah Enam Tahun Berhenti, Rock In Solo Akan Kembali Digelar

Pameran Seni GoArt Kadonesia Bungkusbung di TBJT Solo, Pamerkan Ratusan Karya hingga 30 Agustus

Festival Balekambang: Ruang Publik Sekaligus Lestarikan Budaya

Solo Indonesia Culinary Festival 2022: Mercusuar Kuliner Solo

SoloArtoz #2 Resmi Dibuka: Seni Rupa Kehidupan

Pura Mangkunegara Kembali Gelar Kirab Pusaka Satu Sura, Mangkunegara X Pastikan Siap

Hari Ini! Pertama Setelah 2 Tahun, Keraton Solo Kembali Gelar Kirab Kebo Bule Malam Satu Sura

Peringati Tahun Emas Gerak PKK, Selvi Ananda: Tekad Bersama untuk Memajukan Bangsa Indonesia

Proyek Gatsu Terkendala Kepadatan Lalin, Dishub Tindak Kendaraan Berat yang Nakal Melintas Ngarsopuro

Festival Kuliner Ketandan 2022: Dongkrak Pariwisata dan UMKM Kota Solo

Pawai Pembangunan Solo 2022 Sulut Antusiasme Warga

Bikin Atribut dari Spons Helm, Komunitas Ini Kenalkan Tarian Gajah ke Masyarakat lewat Pawai Pembangunan Solo 2022

Pawai Pembangunan: Wakil Wali Kota Solo Diarak Pakai Tank, Bergaya Bak Sukarno

Penataan Koridor Gatsu-Ngarsopuro Terkendala Parkir, Gibran: Santai wae

Optimisme Watu Tugu Jadi Daya Tarik Wisata Baru di Semarang

Gak Perlu Jauh-jauh! Yukk Wisata Virtual di Museum RA Kartini Rembang

Bikin Flashback! Pasar Kangen Jogja Hadir Bawa Kenangan

Solo Siap Gaungkan Eksistensi Pariwisata Lewat Sport Tourism

Pasar Apung Banjir Kanal Barat Jadi Potensi Wisata Baru Kota Semarang

Musik Indie Berkembang Pesat di Inggris

Latihan Warga Karawitan, Lurah Sangkrah: Lestarikan Budaya

Eksistensi Lokananta, Kini Aktif Kenalkan Koleksi di Media Sosial

Lata Mangeshkar, Legenda Musik India Telah Berpulang, Ini Perjalanan Karirnya

Tak Sekedar Pertunjukan Musik, Rock In Solo 2021 Jadi Ajang Kolaborasi Karya Kebanggaan Lokal

Siap Dukung Candi Borobudur, Desa Wisata Wanurejo Dibantu Pemprov Jateng

Berita Lainnya