Hard News

Bibit Siklon 90S Tumbuh Jadi Siklon Tropis Paddy, Begini Dampaknya bagi Indonesia

Nasional

25 November 2021 09:59 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay/DerTobiSturmjagd)

JAKARTA, solotrust.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) memantau pertumbuhan Bibit Siklon Tropis 90S di sekitar Samudra Hindia bagian Tenggara sejak 17 November 2021.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam siaran persnya mengungkapkan, berdasarkan analisis terbaru pada 22 November 2021 pukul 16.00 WIB, Bibit Siklon Tropis 90S telah berkembang menjadi Siklon Tropis Paddy di sekitar Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, tepatnya di posisi 13.3 LS, 108.0 BT.



"Kecepatan angin maksimum di sekitar pusat Siklon Tropis Paddy mencapai 40 knot (75 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya sekira 997 mb. Siklon Tropis Paddy bergerak dengan kecepatan 8 km/jam ke arah Selatan dan semakin menjauhi wilayah Indonesia," jelasnya.

Siklon Tropis Paddy membentuk daerah pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi), memanjang dari Lampung hingga Jawa Tengah dan di Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah tersebut.

Sistem ini juga secara tidak langsung dapat meningkatkan ketinggian gelombang di sekitar wilayah perairan Barat Lampung hingga Selatan Bali-NTB.

Guswanto lebih lanjut mengatakan, Siklon Tropis Paddy dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia berupa potensi hujan sedang hingga lebat, gelombang laut ketinggian 1.25 hingga 2.5 meter (moderate), dan gelombang laut ketinggian 2.5 hingga 4.0 meter (rough sea).

"Seiring makin menjauhnya Siklon Tropis Paddy dari wilayah Indonesia, dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia juga diperkirakan akan semakin berkurang," ungkapnya.

BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan Siklon Tropis dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya. Terkait potensi cuaca ekstrem ini, masyarakat diimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan terdampak.

Selain itu, masyarakat juga diminta menghindari daerah rentan mengalami bencana, seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya. Masyarakat juga diharapkan mewaspadai potensi dampak seperti banjir pesisir, tanah longsor, dan banjir bandang terutama di daerah rentan.

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya