BOYOLALI, solotrust.com - Bank Indonesia (BI) menggelar ajang penghargaan bertajuk Championship Cluster rutin tahunan dengan cakupan nasional sebagai bentuk apresiasi kepada klaster dinilai sukses mengembangkan usaha untuk mendukung program pengendalian inflasi.
Kali ini, Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB) berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Klaster Terbaik 1 di Subsektor Tanaman Pangan Tahun 2021 di ajang Championship Cluster 2021 atau Program Penilaian Kinerja Klaster Pangan Strategis.
"Perlombaan dan pemberian apresiasi ini bertujuan untuk mendorong, menginspirasi dan mempercepat replikasi program pengembangan komoditas penyumbang inflasi dengan pendekatan klaster serta memacu inovasi program," papar Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, Rabu (22/12/2021).
Pihaknya menjelaskan, penghargaan diberikan untuk tiga kategori pemenang, yakni Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Peternakan/Perikanan.
Kriteria penilaian pemenang Championship Cluster, antara lain modal sosial kuat, kelembagaan, kepemimpinan dan visi, kemitraan dan networking, pemberdayaan ekonomi daerah/masyarakat, akses pasar, insfrastruktur mendukung, inovasi, kompetensi dan keahlian, ramah lingkungan, dan dukungan para pemangku kepentingan.
Pengumuman pemenang telah dilakukan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, 24 November 2021. Sementara penyerahan piala dilakukan langsung kepala Kantor Perwakilan BI (KPw BI) Solo dan bupati Boyolali di Kantor Bupati Boyolali, Rabu, 22 Desember 2021. Sekaligus penyerahan piagam penghargaan kepada kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali selaku pembina APOB.
Bersamaan momen itu, Bank Indonesia juga menyerahkan bantuan untuk pengembangan kemandirian ekonomi pondok pesantren, ekonomi digital, dan teknologi pertanian bawang putih di wilayah Boyolali.
"Hal ini menjadi bagian dari bentuk sinergi dan kolaborasi kuat yang terus dibangun bersama pemerintah Kabupaten Boyolali untuk mempercepat pemulihan ekonomi, khususnya UMKM dan yang menjadi tulang punggung perekonomian," beber Nugroho Joko Prastowo.
Lebih lanjut ia menerangkan, pengembangan klaster dan UMKM Bank Indonesia dilaksanakan dari hulu ke hilir (end to end process), meliputi peningkatan produktivitas atau kapasitas produksi, adopsi inovasi dan teknologi baru, peningkatan manajemen usaha, peningkatan efisiensi biaya produksi, peningkatan kualitas dan diversifikasi produk serta perluasan pangsa pasar, termasuk melalui onboarding atau digitalisasi UMKM dan pemberian bantuan PSBI.
"Didukung komunikasi yang efektif, kolaborasi dan sinergi ini menjadi kunci keberhasilan dalam perbaikan kondisi ekonomi sehingga memberikan optimisme pemulihan ekonomi pada 2021 dan tahun berikutnya," terang Nugroho Joko Prastowo.
Adapun bantuan Bank Indonesia untuk pengembangan kemandirian ekonomi pondok pesantren (Ponpes), ekonomi digital, dan teknologi pertanian bawang putih di wilayah Boyolali diserahkan kepada:
- Ponpes Dawar Kecamatan Mojosongo dengan unit usaha peternakan kambing.
- Ponpes Darul Abror Kecamatan Karanggede dengan unit usaha pertanian sistem greenhouse.
- Ponpes Darussalam Kecamatan Wonosegoro dengan unit usaha pertanian cabai.
- Ponpes Nurul Qur'an Kecamatan Simo dengan unit usaha industri pembuatan cake & bakery.
- BUMDES Kresna, Teras untuk sarana prasarana pendukung edupark dan bank sampah.
- Kelompok Tani Argoayuningtani Senden untuk pengadaan mesin teknologi ultrafine bubbles, lampu ultraviolet dan instalasi irigasi tetes di lokasi greenhouse.
Nugroho Joko Prastowo menambahkan, kegiatan di akhir tahun ini bertujuan semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan segenap jajaran pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali untuk bersama memajukan ekonomi dan mengakselerasi pemulihan ekonomi daerah sehingga dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.
"Selain meningkatkan dukungan terhadap pengembangan klaster ketahanan pangan, Pemkab Boyolali dan Bank Indonesia Solo diharapkan dapat terus bersinergi. Dalam hal ini untuk mendukung akselerasi terbentuknya ekosistem ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dan digitalisasi transaksi keuangan pemda (pemerintah daerah)," pungkas Nugroho Joko Prastowo. (rum)
(and_)