Hard News

Peringati Hari Ibu, Perempuan Diharap Tangguh Hadapi Pandemi

Nasional

23 Desember 2021 15:06 WIB

Siaran pers Peringatan Hari Ibu melalui Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) - KPCPEN, Rabu (22/12). (Foto: Dok. Solotrust.com/rum)

YOGYAKARTA, solotrust.com - Peringatan Hari Ibu (PHI) adalah momentum mengenang perjuangan pergerakan perempuan pada 22 Desember 1928 di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta. Pada 22 Desember 1928 berkumpul sekitar 1000 perempuan dari 30 organisasi untuk memperjuangkan hak-haknya dan dalam upaya memajukan bangsa dan negara.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Bintang Puspayoga dalam kegiatan yang disiarkan secara online melalui kanal Youtube Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) - KPCPEN, Rabu (22/12).



"Dari 30 organisasi tersebut bahkan ada yang bertahan hingga kini, yaitu Aisyah, Wanita Katolik dan Wanita Taman Siswa," ujarnya.

Bintang menjelaskan, tema besar yang diangkat untuk Hari Ibu sejak 2019 adalah Perempuan Berdaya, Indonesia Maju. Sedangkan subtema disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hari Ibu yang dilaksanakan di Indonesia ini adalah hari untuk perempuan-perempuan di Indonesia.

"Pada tahun 2021 kali ini adalah perempuan tangguh di masa pandemi, perempuan harus  berani dan inovatif, serta berani menjadi agen perubahan. Semoga hal ini menjadi pendorong bagi kita semua, serta pemangku kepentingan dan masyarakat luas bahwa perempuan punya eksistensi yang tinggi dalam pembangunan di Indonesia," harap Bintang.

Puncak peringatan Hari Ibu dilangsungkan di Yogyakarta. Tak lupa, Bintang menyampaikan harapan khususnya kepada media massa terkait cara menarasikan dan menyampaikan kepada masyarakat dalam mengangkat cerita peringatan Hari Ibu.

Dalam rangkaian acara Peringatan Hari Ibu tahun ini, pihaknya mengunjungi lapas perempuan dan anak, melakukan pendampingan kepada anak yatim piatu karena orang tua mereka meninggal akibat Covid-19, serta mendampingi perempuan yang menjadi kepala keluarga karena suaminya meninggal akibat Covid-19.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu Ratna Susianawati menyampaikan, serangkaian acara digelar untuk memperingati Hari Ibu ke-93 di Indonesia di Ndalem Joyodipuran yang sekarang menjadi Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Yogyakarta.

“Di tempat inilah berlangsung Kongres Perempuan Pertama pada 1928. Sedangkan puncak peringatan Hari Ibu dilangsungkan di Gedung Manggala Bhakti Wanitatama, yang ketika itu sebagai tempat pergerakan perempuan selanjutnya," jelas Ratna.

Pada Peringatan Hari Ibu tahun ini digelar berbagai kegiatan, antara lain seminar, talkshow, webinar yang mengangkat sisi pemaknaan kembali Hari Ibu yang disesuaikan dengan dinamika perempuan saat ini, melibatkan lembaga terkait, partisipasi mandiri dari masyarakat, juga kolaborasi dengan Pemda.

Selain itu, uga ada kunjungan lapangan, salah satunya roadshow mengunjungi pejuang perempuan sebagai bentuk penghargaan pejuang perempuan di masa lalu. Serta kunjungan ke kelompok perajin perempuan lansia tangguh yang diharapkan menopang sisi pemulihan ekonomi Indonesia.

"Dalam upaya mengangkat produk unggulan perempuan UMKM, kami gelar pasar virtual. Ibu Menteri bahkan menjual produk UMKM perempuan ini dan animo masyarakat tinggi," ujar Ratna.

Pihak penyelenggara juga menggelar lomba esai dan vlog Peringatan Hari Ibu sehingga generasi muda menjadi bagian dalam aksi perjuangan selanjutnya. Juga dilangsungkan serangkaian promosi publikasi untuk menggaungkan kembali makna Hari Ibu di kanal media dan radio komunitas tanpa mengurangi makna hakikat Hari Ibu.

Di tempat sama, Gusti Putri (GKBRAy Adipati Paku Alam X) menyampaikan, peringatan Hari Ibu di Yogyakarta melibatkan lima komponen organisasi  wanita, dengan melangsungkan bakti sosial, vaksinasi dan donor darah. Menariknya, diadakan pula lomba menggambar tas pandan yang hasilnya dilelang untuk kepentingan amal.

"Kami berikan 100 tas pandan kepada keluarga yang kurang mampu untuk diwarnai selama seminggu, kemudian akan dipilih pemenangnya. Tas-tas pandan yang telah diwarnai ini selanjutnya dilelang,” papar Gusti Putri.

Hasil lelang kemudian akan disalurkan kepada para pengrajin tas pandan lansia di Bantul, Yogyakarta guna mendorong upaya regenerasi sekaligus menjadi stimulus agar UMKM terkait dapat naik kelas. (rum)

(zend)