Entertainment

57 Juta Album K-Pop Terjual Sepanjang 2021, SM dan HYBE Mendominasi

Musik & Film

16 Januari 2022 08:40 WIB

Artis-artis SM dalam salah satu foto konsep album SMTOWN 2021: SMCU Express. (Foto: Dok. SM Entertainment)

Solotrust.com - Penjualan album K-Pop sepanjang tahun 2021 mencatatkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Sebagaimana dikabarkan Yonhap News Agency pada Kamis (13/1), menurut data akhir tahun yang dirilis Gaon, pelacak penjualan album Korea pada hari Rabu, 400 album teratas negara itu terjual sebanyak 57 juta kopi di dalam dan luar negeri pada tahun 2021, naik 36,9 persen dari 41,7 juta kopi pada tahun sebelumnya.

Penjualan album K-Pop mengalami peningkatan tajam sejak tahun 2018, dimana untuk pertama kalinya melebihi 20 juta kopi. Jumlah tersebut meningkat menjadi 25 juta kopi pada 2019, 41,7 juta kopi pada 2020, dan 57 juta kopi pada 2021.



SM dan HYBE adalah dua perusahaan K-Pop yang memimpin penjualan di tahun 2021. SM yang merupakan rumah dari grup seperti EXO, NCT, Red Velvet dan aespa mencatat penjualan gabungan sebanyak 17,6 juta kopi, dua kali lipat dari tahun 2020. Sedangkan HYBE, rumah dari grup seperti BTS dan TXT mencatat penjualan gabungan sebanyak 15,23 juta kopi.

"Penjualan album fisik mungkin sedikit melambat jika konser dinormalisasi lagi, tetapi tren kenaikan kemungkinan akan berlanjut dalam jangka menengah hingga panjang," Kim Jinwoo, peneliti senior di Gaon Chart, memperkirakan.

Menurut orang dalam di industri K-Pop, pembelian album dilakukan penggemar untuk meredakan kekecewaan mereka karena tidak dapat berkumpul di konser dan pertunjukan langsung di tengah pandemi yang berlarut-larut.

Berbeda dengan penjualan musik fisik yang sedang booming, penjualan musik digital malah sedang lesu. Penjualan gabungan dari 400 lagu teratas turun 10,3 persen pada 2021 dari tahun lalu, mewakili penurunan 23,8 persen dibandingkan 2019, setahun sebelum pandemi dimulai.

"Sudah menjadi pandangan umum diantara para ahli bahwa orang cenderung secara intensif menggunakan layanan streaming musik selama jam perjalanan mereka, tetapi peningkatan jumlah orang yang bekerja dari rumah karena pandemi telah menyebabkan penjualan lesu. Rilisan lagu-lagu baru yang lebih sedikit dari tahun-tahun biasanya juga dapat mempengaruhi pasar," komentar Yonhap terkait hal itu. (Lin)

(zend)

Berita Terkait

Berita Lainnya