SRAGEN, solotrust.com- Pembangunan Fly Over jalan tol yang ada di Dukuh Krikilan, Dusun Krikilan, Kecamatan Sragen berdampak sedikitnya kepada sepuluh keluarga di sekitarnya. Setiap hujan deras, banjir selalu menggenang perumahan warga, karena air tak bisa mengalir akibat tertutup tanggul fly over.
Keresahan warga atas seringnya banjir yang masuk ke rumah warga, membuat mereka melakukan aksi demo di sekitar fly over jalan tol Krikilan. Dipimpin oleh ketua RT 10 Dukuh Krikilan Sunarto, warga melakukan aksi menuntut PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) sebagai pelaksana pembangunan jalan tol, untuk membuat terowongan baru di tanggul fly over Krikilan.
Bila tak mendapat respon, setidaknya warga meminta jalan keluar agar tak lagi kebanjiran bila hujan deras datang. Warga menuntut agar keadaan bisa seperti semula, yaitu aliran sungai di dukuh itu bisa berfungsi kembali. Puncak banjir yang terjadi pada Kamis (22/2/2018) lalu, dimana sepuluh rumah harus tergenang air hingga mencapai satu setengah meter.
"ini semua dimungkinkan oleh dampak tol. Karena saya dituntut warga agar mencari solusi, akhirnya kita bikin aksi ini. Sebelumnya memang banjir tapi kecil, kalo permintaan kita tidak disetujui kita akan demo lagi," tutur Sunarto Rabu (28/2/2018).
Menurut Sunarto, warga meminta terowong sebagai aliran air, meski sebelum ada fly over jalan tol pernah terjadi banjir, namun tidak besar dan cepat surut.
Aksi demo warga ini juga disetujui oleh Kepala Desa Krikilan Sunarwan, yang akan terus mendampingi warganya menuntut adanya terowong agar tak ada lagi banjir. Bersama Camat Masaran, pada Kamis lalu Sunarwan menyaksikan sendiri banjir hingga dinihari, yang membuat beberapa warga harus mengungsi, serta hewan ternak yang harus diungsikan.
Sunarwan mengatakan, dirinya mengharapkan agar pihak Tol tentunya bisa mengetahui dampak banjirnya.
”jadi tidak hanya semena-mena, ini memang proyek nasional proyek negara, tetapi kita juga mengingat ke warga kita, pasalnya untuk selama-lamanya dan anak cucu kita, jadi saya sebagai Kades juga keberatan kalo memang ini tidak dibangun sebuah trowong atau jalan air lagi.” Ujar Sunarwan.
Sementara itu Direktur PT SNJ David Wijayatno saat dihubungio via telepon menyatakan pihaknya akan melakukan survei terlebih dahulu terkait penyebab banjir tersebut.
"Kami akan mensurvei terlebih dulu. Karena penyebab banjir itu bukan mainroad (jalan utama) jalan tol. Sehingga kalau dibuatkan terowongan, tidak mengganggu rencana pengoperasian jalan tol," ujar David. (saf)
(wd)