Hard News

13 Warga Gunungkidul Suspect Antrak Setelah Makan Daging Sapi

Nasional

2 Februari 2022 12:06 WIB

Kepala Desa Gombang Supriyanto dan pemilik hewan ternak Rudiyanto tengah menunjukkan lokasi kandang sapi dan kambing yang dinyatakan positif antraks. (Foto: Dok. TATv/ adam)

GUNUNGKIDUL, solotrust.com – Sebanyak 13 warga desa Gombang, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan suspect antraks usai mengkonsumsi sapi peliharaan yang sakit. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, sapi tersebut positif antraks.

Kasus ini berawal ketika sapi milik salah seorang warga sakit. Menurut laporan warga setempat sapi tersebut tidak mau makan, sehingga pemiliknya meminta dokter hewan untuk memeriksa.



Tak ingin merugi sapi itu pun disembelih dan dagingnya dibagikan pada warga sekitar, meski telah dinyatakan sakit oleh dokter hewan.

“Kata dinas terkait dan dari tetangga itu katanya gak ada sakit (sapi awalnya sehat), tiba-tiba sakitnya. Cuman paginya dikasih makan sorenya gak mau makan. Sudah dipanggilkan dokter ternyata katanya sakit, trus sama warga sebelum meninggal disembelih,” kata pemilik sapi, Rudiyanto, Selasa (1/1).

Tak hanya dikonsumsi sendiri, daging sapi tersebut oleh warga dijual ke pasar dengan harga miring.

Pasca mengkonsumsi daging, 13 warga desa Gombang mengalami sakit dengan gejala yang mirip dengan penyakit antraks, yakni gangguan pencernaan, demam dan beberapa bagian tubuh menjadi hitam.

Rudiyanto mengaku,dalam satu kandang ia memiliki 1 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Karena terpapar antraks, seekor sapi dan seekor kambing miliknya mati, sedangkan 1 ekor kambing telah dijual.

“Total lembu saya  itu cuma ada 1 kambingnya 2. Jadi lembunya mati, trus lima hari kemudian 1 kambing mati, terus yang satu dijual karena tidak tau ada penyakit antraks,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Desa Gombang Supriyanto menyebut, sudah ada lima ekor sapi dan tiga ekor kambing milik warga yang dinyatakan positif antraks. Namun sebagaian hewan ternak ini sudah ada yang disembelih dan ada yang dikubur langsung oleh pemiliknya.

Pihaknya juga telah menggelar vaksinasi seluruh binatang ternak milik warga serta meminta agar masyarakat tidak khawatir berlebih karena antraks tidak menular dari manusia ke manusia

“Ada beberapa yang mati, ada sapi lima dan kambingnya dilaporkan 3 yang mati. Saya langsung telepon puskeswan Karangmojo terus ditindak lanjuti Dinas Peternakan kemudian diadakan vaksin ternak di seluruh padukuhan,” kata Supriyanto.

Bagi warga yang ter-suspect antraks, pemerintah desa setempat sudah memberikan antiobitik dan meminta warga untuk tidak mengkonsumsi atau menjual daging hewan ternaknya yang mati secara mendadak.

“Langkah antisipasi sudah saya sampaikan ke warga untuk sementara jangan menjual ternaknya dulu sampai 30 hari kedepan supaya vaksinnya bisa selesai dan jangan sampai antraks itu keluar wilayah,” tukas Supriyanto.

Sebelumnya pada tahun 2019, penyakit antraks pernah menyerang hewan ternak di desa Gombang, sehingga masyarakat dinilai sudah mengetahui bagaimana penanganan virus tersebut. (adam)

(zend)