Hard News

BMKG Peringatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi Usai Gempa

Nasional

1 Maret 2022 14:11 WIB

Ilustrasi (Pixabay)

JAKARTA, solotrust.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya ancaman lanjutan usai guncangan gempa magnitudo 6.2 yang terjadi Jumat, 26 Februari 2022 lalu. Ancaman dimaksud berupa adanya potensi longsor, banjir, dan banjir bandang di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.

"Untuk gempa Insyaa Allah perkembangannya jauh melandai. Artinya, gempa-gempa susulan yang terjadi semakin melemah menuju kestabilan," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Minggu (27/02/2022), dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, bmkg.go.id.



Dwikorita Karnawati mengatakan, justru saat ini perlu diwaspadai adalah potensi bencana hidrometeorologi berupa potensi banjir atau pun banjir bandang serta longsor, mengingat saat ini masih musim penghujan. Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliaran sungai pada lereng Gunung Talamau harus lebih waspada dan siaga karena potensi tersebut bisa sewaktu-waktu terjadi.

"Jadi kewaspadaan masyarakat harus bergeser, tidak lagi soal gempa, tapi bencana akibat musim penghujan. Berdasarkan hasil survei, teridentifikasi luapan banjir sedimen mencapai radius kurang lebih 200 meter dari tepi sungai," ujar Dwikorita Karnawati.

"Warga yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang aliran sungai yang mengalir dari lereng atas Gunung Talamau diimbau untuk menghindari zona dalam radius 200 meter dari tepi sungai, apabila hujan turun di lereng gunung tersebut. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret sampai April," imbuhnya.

Dwikorita Karnawati menyebut saat ini BMKG bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan upaya mitigasi guna mereduksi dampak jika sewaktu-waktu bencana hidrometeorologi menerjang.

Pencegahan dilakukan BMKG dengan terus memonitor cuaca dan intensitas hujan, serta BWS melakukan pengerukan sedimen lumpur atau material longsoran yang terjadi akibat gempa dan tersapu oleh hujan atau aliran sungai, menggunakan alat berat agar aliran air tidak meluap ke pemukiman warga.

Upaya pengerukan ini juga sekaligus untuk mencegah terbentuknya sumbatan material endapan longsoran pada lembah sungai. Sumbatan-sumbatan material itu sering terjadi akibat longsor saat gempa dan akan berbahaya bila membendung aliran air hujan dan aliran sungai dari arah hulu. Pasalnya, bendung tersebut sewaktu-waktu dapat jebol bila air terus terakumulasi dan menekan, seiring peningkatan curah hujan.

BMKG, lanjut dia, secara lebih intensif terus melakukan monitoring cuaca dengan menggunakan radar cuaca, serta memberikan prakiraan dan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.

"Kami juga melakukan identifikasi zona bahaya di sempadan sungai dan sempadan lereng," pungkas Dwikorita Karnawati.

(and_)

Berita Terkait

BMKG: Waspadai Siklon Tropis dan Seruakan Dingin Pengaruhi Cuaca Indonesia Pekan Ini

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sebagian Wilayah Indonesia di Awal Februari 2025

BMKG: Puncak Musim Hujan Ancam Jawa Tengah

BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Peningkatan Curah Hujan Jelang Libur Nataru

Waspadai Eskalasi Cuaca Ekstrem di Jateng dan DIY, BMKG Ingatkan Potensi Bencana

BMKG Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim terhadap Ketahanan Pangan Nasional

BMKG: Puncak Musim Hujan Ancam Jawa Tengah

Masuk Musim Penghujan, Awas Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi Mengintai!

Masuk Pancaroba, BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi Mengintai!

Warga Jateng Diminta Siap Hadapi Cuaca Ekstrim hingga Besok!

Jelang Puncak Musim Hujan, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Oktober Mulai Hujan, Waspadai Dampak La Nina!

Ramai BMKG Peringatkan Gempa Super, Kamu Harus Tahu Apa Itu Tas Siaga Bencana

Indonesia Berpotensi Gempa Super, BMKG Beri Peringatan

Jembatan Jurug B Resmi Dibuka, Gunakan Teknologi Baru Tahan Gempa

Wajah Baru Jembatan Jurug B, Gunakan Kerangka Tahan Gempa 100 Tahun hingga Aksen Batik Kawung

Gempa Bumi Selatan Jogja Tadi Malam Disebabkan Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia

Indonesia Terima Penghargaan Turki atas Misi Kemanusiaan Pascagempa

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sebagian Wilayah Indonesia di Awal Februari 2025

BMKG: Puncak Musim Hujan Ancam Jawa Tengah

BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Peningkatan Curah Hujan Jelang Libur Nataru

Waspadai Eskalasi Cuaca Ekstrem di Jateng dan DIY, BMKG Ingatkan Potensi Bencana

BMKG Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim terhadap Ketahanan Pangan Nasional

Mau Liburan Nataru? BMKG: Cek Info Cuaca Sebelum Berpergian!

Berita Lainnya