Ekonomi & Bisnis

Tak Ingin Solo Terganggu, Paguyuban Pedagang PGS Minta Kejelasan Pemilik

Ekonomi & Bisnis

17 Maret 2022 11:23 WIB

Pedagang PGS saat long march pada 9 Maret 2022 lalu. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Proses negosiasi antara pedagang dan manajemen Pusat Grosir Solo (PGS) menyusul penolakan pedagang atas kenaikan service charge dari Rp57.500/meter/bulan menjadi Rp80 ribu/meter/bulan masih alot.

Dua pertemuan yang digelar dengan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo di gedung Dinas Kesehatan Kota (DKK), Selasa (15/03/2022) dan di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solo, Rabu (16/03/2022) tak kunjung membuahkan hasil.



Sebelum dua pertemuan itu, pedagang juga telah melakukan aksi long march dari PGS menuju Balai Kota Solo untuk melakukan audiensi dengan Disdag pada 9 Maret lalu.

Ketua Paguyuban Pedagang PGS, Sahil, menginginkan permasalahan dapat segera diselesaikan pihak manajemen. Jika permasalahan terus berlarut, dirinya khawatir permasalahan ini dapat menganggu kondusivitas Kota Solo.

Terlebih menurutnya, PGS terletak di jantung kota, tepatnya di kawasan Jalan Mayor Sunaryo, Kedung Lumbu, Pasar Kliwon atau tak jauh dari patung Brigjend Slamet Riyadi. Ditambah, momentum jelang Ramadan April mendatang.

“PGS kan di tengah kota, kalau ada apa-apa terganggu, to. Tinggal dua minggu lagi Ramadan,” kata Sahil.

“Kalau 400 kios, misalnya satu kios dua orang pegawai, ribuan orang,” tambah dia.

Sementara, sebelum ada kesepakatan harga kedua belah pihak, Sahil menyatakan pedagang akan tetap membayar service charge dengan tarif lama sebesar Rp57.500/meter/bulan. Untuk itu, ia meminta pihak manajemen merevisi tagihan di bank yang saat ini sudah ditetapkan dengan tarif baru.

“Kami beritikad baik untuk membayar Rp57.500 per/meter/bulan, tolong dibuka bank untuk diperintahkan direvisi dulu. Kami beritikad baik untuk membayar, jangan dihalang-halangi untuk membayar,” tegasnya.

Selain permasalahan kenaikan service charge tak kunjung disepakati kedua pihak, Sahil juga berharap hubungan antara pedagang dengan manajemen akan tetap adem ayem hingga kontrak sewa tenant pedagang purna serentak Januari 2026 mendatang.

“Harapan kami diselesaiakan hingga tiga tahun masa kontrak habis, selesai monggo (silakan-red),” kata Sahil.

“2026 bicara lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, Direksi Holding PGS, Panji Narendra di pertemuan sebelumnya, Selasa (16/03/2022) juga menyampaikan akan segera menindaklanjuti permasalahan ini. Pihaknya  berencana menyelesaikan permasalahan dengan tenggat waktu pada Maret.

“Ditargetkan bulan ini sudah ada keputusan mengenai kenaikan, apakah jadi naik atau naik dengan nilai tertentu yang disesuaikan,” tegas Panji Narendra setelah mediasi di gedung DKK dengan Disdag Solo. (dks/riz/nika)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya