SOLO. solotrust.com – Penjualan bunga tabur di Kota Solo meningkat seiring datangnya musim nyadran di Bulan Sya'ban. Seperti diketahui, nyadran merupakan salah satu kultur masyarakat Jawa, yakni berziarah ke makam leluhur menjelang Ramadan.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika Sya’ban tiba masyarakat berbondong-bondong melakukan tradisi yang sudah ada turun-temurun, membersihkan makam sekaligus berziarah.
Berkaitan dengan tradisi nyadran ini, para pedagang bunga tabur pun turut kecipratan rezeki. Penjualan mereka meningkat menjelang bulan puasa.
Seperti dialami salah satu pedagang bunga tabur di Pasar Kembang Solo, Ngatmi. Jika biasanya ia mendapat penghasilan Rp100 ribu per hari, kini dengan datangnya musim nyadran, pendapatannya bisa naik dua kali lipat.
“Tingkatannya lebih banyak kalau hari biasa, ya secukupnya paling Rp100 ribu sehari. Kalau sekeranjang 150 campur. Biasanya pembeli ya Rp10 ribu, Rp20 ribu, Rp25 ribu, Rp50 ribu ya ada, bergantung butuhnya berapa,” ungkapnya.
Senada dengan Ngatmi, penjual bunga tabur lainnya, Partiyem mengaku penjualannya tahun ini meningkat ketimbang tahun lalu lantaran adanya penyekatan jalan yang dilakukan pemerintah.
“Kalau nyadran tahun ini sama nyadran tahun kemarin ramean mana, ya ramean tahun ini Mbak, soalnya kemarin jalan disekat semua. Kalau tahun ini pada bisa mudik,” ucapnya.
Kembali normalnya aturan lalu lintas membuat budaya nyadran tahun ini lebih ramai, mengingat tahun lalu kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya hingga pemerintah menerapkan kebijakan memperketat aturan lalu lintas. (putri/diva)
(and_)