SOLO, solotrust.com - Penjual bunga tabur di kawasan Pasar Kembang terkena imbas wabah virus corona. Biasanya, menjelang Bulan Ramadan merupakan momen menguntungkan bagi mereka karena banyak umat muslim membeli bunga tabur untuk ziarah ke makam keluarga.
Sekarang hingga sembilan hari menjelang Bulan Ramadan 2020, penjualan bunga tabur turun drastis dibandingkan momen yang sama tahun lalu. Seperti dialami salah satu penjual bunga tabur asal Musuk, Boyolali, Qodir. Biasanya menjelang Ramadan, Qodir mengaku bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp500 ribu per hari dari bunga tabur yang dijualnya.
"Sekarang sehari dapat Rp50 ribu saja alhamdulillah. Susah, sudah tidak ada yang membeli. Kondisinya sepi sekali," ujarnya, Kamis (16/04/2020).
Selain penurunan omzet dan jumlah pembeli, harga bunga tabur yang dijual pun mengalami penurunan. Jika tahun sebelumnya harga bunga tabur bisa mencapai Rp50 ribu per seperempat kilogram, sekarang harga bunga tabur stagnan di posisi Rp10 ribu per seperempat kilogram.
"Turun drastis sekali. Dulu kalau momen nyadran gini banyak sekali yang membeli bunga karena hampir semua muslim nyekar ke makam. Sekarang sepi," tuturnya.
Hal senada dilontarkan penjual bunga tabur lainnya, Parmanti. Menurutnya, wabah virus corona menjadi penyebab utama lesunya penjualan bunga tabur menjelang Ramadan saat ini.
"Sekarang bisa tiga hari tidak laku sama sekali. Orang-orang banyak yang memilih untuk tetap di rumah daripada pergi ke makam. Paling ada beberapa yang membeli, khususnya orang-orang tua karena mereka merasakan tidak lengkap kalau tidak nyadran ke makam keluarga sebelum puasa," pungkasnya. (awa)
(redaksi)