Hard News

Tren Crazy Rich Pamer Harta, Bagaimana Dampak Psikologis bagi Masyarakat?

Sosial dan Politik

19 Maret 2022 16:27 WIB

Ilustrasi (Foto: Freepik)

SOLO, solotrust.com – Tren crazy rich pamer harta saat ini tengah disorot khalayak luas. Masyarakat pun diminta untuk memfilter dan memikirkan terlebih dahulu sebelum bertindak, mengingat fenomena ini merupakan tanggung jawab sosial untuk seluruh masyarakat. Demikian diungkapkan Dosen Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Rafika Nur Kusumawati.

Tren pamer harta muncul di tengah pandemi Covid-19. Platform yang dijadikan aksi pamer harta seperti YouTube dan Instagram. Perilaku ini pun dijadikan referensi masyarakat untuk bertingkah laku.



“Kita terbatas untuk berinteraksi sosial, media sosial (Medsos) menjadi salah satu platform pamer harta, banyak orang yang akhirnya sangat erat dengan medsos. Ketika orang-orang memamerkan kekayaan di medsos, hal ini menjadikan sebuah kesilauan dari masyarakat luas, akhirnya terjadi perbandingan sosial,” ungkap Rafika Nur Kusumawati.

Disebutkan, manusia selalu sibuk membandingkan dalam berbagai hal, baik dari segi usia, penghasilan, dan barang kekayaan. Sehingga dari hal tersebut, kata Rafika Nur Kusumawati, menjadikan perbandingan sosial yang justru bukan memotivasi, melainkan malah membuat stres diri sendiri.

“Kita selalu membandingkan apa yang ada di atas kita karena kita selalu sibuk untuk membandingkan diri kita dengan yang jauh lebih tinggi,” jelasnya.

Lebih lanjut Rafika Nur Kusumawati mengatakan, berkaca dari tren ini perlu adanya kemauan untuk menanamkan nilai moral dalam diri, baik itu memfilter dari orangtua (mikro) atau pun belajar dari pengelaman (makro). Kemauan untuk memfilter ini dapat membuat manusia tahu mana yang baik dan buruk. (nika/rahma)

(and_)