Pend & Budaya

Begini Pentingnya Public Speaking Sebagai Bekal Di Masa Kerja

Pend & Budaya

24 Maret 2022 11:11 WIB

Pelatihan public speaking oleh Unisri Solo untuk siswa-siswi MAN 1 Surakarta, Selasa (22/3). (Foto: Dok. Solotrust.com/rum)

SOLO, solotrust.com - Kemampuan public speaking atau berbicara di depan umum menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dikuasai sumber daya manusia (SDM) di era makin terbuka lebarnya kesempatan untuk berusaha.

"Kemampuan public speaking wajib dimiliki oleh siapapun termasuk oleh siswa sebagai soft skill untuk meningkatkan prestasi baik secara akademik maupun non akademik dan penting untuk masa depan siswa baik di dunia perkuliahan maupun di dunia kerja," tutur Sekretaris program studi Ilmu Komunikasi Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo Haryo Kusumo Aji dalam keterangan pers, Rabu (23/3).



Maka dari itu, Unisri Solo melakukan pengabdian public speaking melalui kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas public speaking di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Solo, Selasa (22/3).

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Unisri Solo Estu Widiyowati menyampaikan pentingnya komunikasi efektif dan bagaimana cara membangun komunikasi efektif dalam berinteraksi yang termasuk dalam melakukan public speaking.

"Ada lima cara untuk menciptakan komunikasi efektif, yaitu respek, empati, audible (diterima secara langsung), clarity (kejelasan), dan humble (sikap rendah hati)," papar Esti.

Sementara pemateri inti, Sihabuddin menjelaskan terkait public speaking, mulai dari pengertian public speaking, retorika, pentingnya public speaking, jenis-jenis public speaking, memahami audience, komunikasi nonverbal dalam public speaking, dan  bagaimana persiapan sebelum melakukan public speaking.

Sesuai sasaran pelatihan yakni siswa-siswi Madrasah Aliyah, dalam paparannya Sihabuddin beberapa kali mengaitkan public speaking dengan dunia dakwah Islam termasuk dalam sejarah Islam.

"Pentingnya public speaking dalam dakwah bisa dilihat dari kisah Nabi Musa yang berdoa kepada Allah untuk mengangkat Nabi Harun sebagai Nabi untuk menjadi teman dalam berdakwah karena memiliki kefasihan dalam berbicara, sedangkan Nabi Musa tidak begitu fasih," terang Sihabuddin.

Pelatihan ini diikuti oleh siswa MAN 1 dari berbagai organisasi siswa mulai dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Pelajar Boarding School (OPBS), Organisasi Pelajar Program Khusus (OPPK), dan Dewan Ambalan (DA).

Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif mereka di sesi tanya jawab seeta mempraktikan public speaking di depan semua orang yang ada. Salah satu peserta juga menceritakan kendalanya saat berbicara di depan umum seperti belibet yang bisa menghilangkan konsentrasi.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemateri menyarankan agar peserta bisa latihan vokal dengan berbicara sendiri di depan cermin atau berbicara sendiri saat berkendaraan, sehingga lisan semakin fasih dan luwes dalam mengucapkan kata atau kalimat. 

Humas MAN 1 Solo, Suharno menyampaikan, pelatihan ini merupakan salah satu bentuk kerjasama antara MAN 1 Solo dengan Unisri dengan topik public speaking yang baik dan bekal penting para siswa.

"Banyak orang yang hanya berbicara di depan umum, tapi sekedar berbicara saja tidak ada seninya sehingga kurang menarik, seni inilah yang perlu dipelajari oleh siswa agar bisa berbicara di depan umum dengan baik dan perlu diingat public speaking sangat luas," ungkap Suharno. (rum)

(zend)