Hard News

Menikmati Suasana Ngarsopuro, Sambil Berbelanja Kreasi Otentik di Solo Art Market

Jateng & DIY

27 Maret 2022 07:05 WIB

Suasana koridor Ngarsopuro, Jalan Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, Solo saat disulap jadi Solo Art Market pada Sabtu (26/3) hingga Minggu (27/3). (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Ada yang berbeda dari biasanya pada Sabtu (26/3) di Jalan Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, Solo atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai koridor pedestrian Ngarsopuro. Tempat ini disulap menjadi pasar seni dalam tajuk Solo Art Market edisi yang diselenggerakan selama dua hari Sabtu (26/3) hingga Minggu (27/3).

Pejalan pun bisa bersantai sekaligus berbelanja beraneka macam aksesoris, pakaian, hingga beragam karya-karya lain yang otentik dari 46 artisan se-Soloraya yang turut serta dalam pasar seni, yang dibuka pukul 13.00 WIB-17.00 WIB di hari pertama, dan 10.00 WIB-17.00 WIB di hari kedua. 



Namun Solotrusters tak perlu cemas jika melewatkan agenda tersebut, pasalnya, agenda ini rutin diadakan sebulan sekali. Pada Maret ini, Solo Art Market menjadi agenda edisi ke 13.

Solo Art Market bukan sekadar pasar seni biasa, pengunjung juga bakal disuguhkan proses pembuatan beragam kreasi langsung dari kreatornya. Koordinator Solo Art Market, Heru Mataya menuturkan pertunjukan itu yang menjadi pembeda Solo Art Market dari pameran-pameran seni lain.

“Yang membedakan dengan acara-acara yang lainnya di pameran, bahwa Solo Art Market para peserta harus melakukan workshop, mereka tidak hanya jualan tapi melakukan kerja-kerja kreatif di tempat ini,” katanya ketika ditemui Solotrust.com Sabtu (26/3) lalu.

Papar Heru, pemilihan koridor Ngarsopuro yang merupakan ruang publik, juga merupakan upaya pihaknya dalam memperkenalkan tradisi pasar seni bagi masyarakat umum, serta meligitimasi Kota Solo sebagai Kota Budaya.

“Jadi tradisi pasar seni, bagi Solo penting sekali untuk menegaskan Solo sebagai Kota Budaya,”jelasnya.

Selain itu, Solo Art Market juga berusaha mengenalkan koridor pedestrian Ngarsopuro, sebagai salah satu sudut bersejarah di Kota Bengawan.

“Bahwa acara ini diadakan di ruang publik, ini semacam pasar seni yang berhubungan dengan suasana jalan, pedestrian, menikmati suasana sambil berjalan di ruang publik yang bersejarah Ngarsopuro,” ujarnya.

“Dan untuk menguggah kita semua, bahwa Solo punya potensi kreator seni, dan sekaligus punya koridor yang bagus,” imbuh Heru.

Setelah sukses menggelar hingga edisi ke-13, rencanannya Solo Art Market bakal dihelat kembali pada akhir April mendatang di koridor Ngarsopuro.

“Alhamdulillah lancar. Akhir April, karena Ramadan mungkin kita adakan sore hari, ya, jadi kita adakan setiap bulan di Ngarsopuro,” tukasnya. (dks)

(zend)