Hard News

Solo Art Market Rencana Padukan Seni dengan Makanan Ramadan di Edisi Bulan Depan

Jateng & DIY

28 Maret 2022 15:51 WIB

SOLO, solotrust.com – Solo Art Market (SAM) akan usung konsep berbeda, setelah sukses menggelar pameran dan pasar seni edisi ke-13 di koridor Ngarsopuro, Keprabon, Banjarsari, Solo, Sabtu (26/3) hingga Minggu (27/3).

Tak hanya seni, pada SAM #14 yang direncakan digelar akhir April mendatang, bertepatan dengan bulan Ramadan, pihak penyelenggara rencanannya akan memadukan pasar seni tersebut dengan makanan-makanan khas Ramadan.



Koordinator SAM Heru Mataya menyatakan, rencananya pihaknya akan menggelar acara tersebut bulan depan pada sore hari menjelang waktu berbuka puasa.

“Akhir April, karena Ramadan mungkin kita adakan sore hari, ya. Bulan depan ada mungkin kreasi-kreasi kuliner akan kita tampilkan, karena itu kan berbuka puasa,” katanya Sabtu (26/3).

Sementara, SAM merupakan agenda rutin yang diikuti artisan se-Soloraya setiap bulannya. Untuk edisi ke #14 bulan depan, Heru menuturkan SAM diagendakan kembali dihelat di koridor Ngarsopuro.

Pemilihan Ngarsopuro tak lepas dari upaya pihaknya dalam memperkenalkan koridor bersejarah tersebut sebagai salah satu objek wisata Kota Solo.

“Jadi kita adakan setiap bulan di Ngarsopuro, berhubungan dengan suasana jalan, pedestrian, menikmati suasana sambil berjalan. Untuk menggugah kita semua bahwa Solo punya potensi kreator seni, dan sekaligus punya koridor yang bagus,” terangnya.

Tak hanya koordinator acara, artisan sekaligus peserta SAM Denny Djoko Novianto juga menyatakan pihaknya akan menciptakan karya-karya otentik yang khas Ramadan di SAM #14 bulan depan.

Artisan yang membuat karya ecological print, atau membuat motif dan warna kain dari bahan-bahan alami, ini, bakal membuat beragam pakaian-pakaian muslim bernuansa seni.

“Pada saat bulan Ramadan nanti kita keluarkan full baju muslim,” kata Denny kepada Solotrust.com Sabtu (26/3) lalu.

Denny merupakan artisan yang menjadi peserta SAM dari edisi awal hingga yang ke-13 Sabtu (26/3) dan Minggu (27/3) kemarin. Dituturkannya, setiap mengikuti SAM pihaknya sering mendapat request dari pengunjung, salah satunya permintaan pakaian-pakaian ecoprint bernuansa muslim.

“Hari ini request (permintaan-red) kepengen tas yang besar tapi lebih simpel, kemudian ada request baju untuk muslimah, kalau ini saya baru bikin yang koko (pakaian muslim/laki-laki-red), yang muslimah belum,” terangnya.

Denny sendiri tak masalah soal permintaan itu, ia mengungkapkan, justru dari permintaan itu pihaknya terus bisa berkembang dalam berkarya dalam keikutsertannya di SAM. Salah satunya pemilihan warna menggunakan ekstrak kulit kayu yang baru ia terapkan di SAM #3. (dks)

(zend)