SOLO, solotrust.com - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Solo mencatat pelaporan warga atas tawon vespa affinis cukup tinggi, yakni sebanyak 300-an kasus selama 2021 di Kota Solo.
Hal itu menjadi perhatian Damkar Solo. Kepala Damkar Solo Sutarja bahkan meminta anggotanya untuk menjadi 'pawang tawon' yang cakap menanggani masalah tersebut.
"Ini serba bisa harus ditingkatkan, kalau bisa seperti pawang. Saya ingin nanti didalami agar bisa menjadi pawang tawon," katanya saat ditemui di kantornya, Kamis (31/3).
Sutarja berpendapat, peningkatkan spesialisasi tawon tersebut diperlukan, agar nantinya evakuasi terhadap tawon dapat maksimal.
Sehingga diharapkan petugasnya tidak hanya mengevakuasi sarang tawon, tetapi juga mampu mengendalikan populasi tawon vespa di masyarakat.
"Tawon ini kan selama kita evakuasi masih ada yang berkeliaran, nah, bagaimana yang berkeliaran itu bisa kita evakuasi, nanti kan tawonnya bisa berkurang," jelasnya.
"Tidak hanya diambil sarangnya, tapi masih berkeliaran, nanti akan muncul koloni-koloni baru," imbuh Sutarja.
Bukan tawon saja, Sutarja juga menyebut kasus-kasus di luar kebakaran lain, juga harus mampu diatasi anggota di kedinasannya: seperti kasus pelaporan ular, hingga evakuasi hewan peliharaan.
Ia bahkan menyebut anggotanya harus menjadi 'Pasukan Sarwo Biso' atau serba bisa dalam menanggani berbagai pelaporan.
"Kalau Damkar di mana-mana seperti Pasukan Sarwo Biso, ular ditanggani, tawon ditanggani, orang masuk sumur, bahkan orang kejepit tembok juga ditanggani, masyarakat bingung akhirnya manggil Damkar," pungkasnya. (dks)
(zend)