SOLO, solotrust.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Soloraya menegaskan sikap menentang wacana penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 atau tiga periode Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang santer bergulir hinga saat ini.
Kendati Jokowi telah menangkis dengan memberikan pernyataan resmi bahwa pihaknya menentang tegas desas-desus 3 periode yang ditujukan kepadanya, namun, menurut Ketua Umum (Ketum) HMI Sukoharjo, Fierdha Abdullah Ali, pernyataan Jokowi tersebut tak akan menghentikan sepenuhnya wacana itu.
Ali menilai orang-orang di lingkaran Presiden yang justru berbahaya dalam menggulirkan wacana tersebut. Ali juga menuding Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) bersengkongkol dengan orang-orang terdekat Presiden dalam memuluskan wacana itu melalui amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
“Saat ini di DPR sana masih mencoba mencari celah untuk adanya amandemen tersebut,” katanya kepada awak pers saat Unjuk Rasa HMI Soloraya di Flyover Purwosari, Solo, Selasa (12/4) sore.
Ia pun menyebut pernyataan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan tentang big data sebagai salah satu upaya pemulusan wacana penundaan Pemilu 2024.
Untuk diketahui, Luhut pernah mengungkapkan big data soal ratusan juta orang di media sosial (medsos) yang menyetujui wacana penundaan Pemilu 2024, lebih khusus Luhut juga menyinggung perpanjangan jabatan presiden.
“Dilihat dari adanya seorang menteri yang mengatakan ada big data itu seperti klaim di masyarakat itu,” terangnya.
“Gerakan yang mungkin pemerintah pusat atau Presiden Jokowi sendiri tidak tahu tapi orang-orang di sekelilingnya,” imbuh Ali.
Ali pun menegaskan, pihaknya bakal menjadi garda terdepan dalam menentang wacana penundaan Pemilu 2024.
“HMI menjadi garda paling depan jika Pemerintah mau merevisi undang-undang dasar 1945, kami menyatakan sikap menolak amandemen yang hanya digunakan untuk memuaskan nafsu politik,” tegasnya.
Sementara, penolakan wacana penundaan Pemilu 2024 merupakan salah satu dari lima tuntutan dalam aksi unjuk rasa HMI Soloraya di Flyover Purwosari Solo, Selasa (12/4).
“Nah itu yang kami antisipasi dan kami turun hari ini untuk menentang segala bentuk penghianatan terhadap UUD 1945. Mahasiswa tidak diam, mahasiswa di Solo siap mengkritisi Presiden Jokowi meskipun dari tanah kelahirannya,” pungkasnya. (dks)
(zend)