Hard News

Umbul Donga, Khidmatnya Doa Bersama Keprihatinan Atas Runtuhnya Tembok Keraton Kartasura

Jateng & DIY

25 April 2022 12:02 WIB

Umbul Donga Tetesing Luh ing Kartasura, diikuti ratusan orang dari 70-an komunitas pegiat budaya serta masyarakat umum di Keraton Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (23/4) malam. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SUKOHARJO, solotrust.com - Sebanyak 70 lebih komunitas pegiat budaya dan berbagai elemen masyarakat yang datang dari beberapa kota, menggelar acara doa bersama Umbul Donga di dalam bekas bangunan Keraton Kartasura, Sukoharjo pada Sabtu (23/4) malam.

Acara ini sebagai digelar bentuk keprihatinan atas rusaknya tembok Keraton Kartasura pada Kamis (21/4) lalu. Tembok tersebut dijebok dengan ekskavator untuk keperluan pribadi pemilik tanah.



Sementara itu, acara doa bersama berlangsung khidmat. Ayat-ayat Al-Quran dan tembang-tembang dilantunkan sejak pukul 21.00 WIB, peserta memenuhi area Keraton Kartasura dengan menggelar tikar. Tak banyak penerangan yang dinyalakan menambah kesan khidmat malam itu.

Terselenggaranya acara doa bersama ini diharapkan menjadi refleksi sekaligus pengingat agar masyarakat dan pemerintah lebih untuk sadar, peduli, dan mencintai peninggalan leluhur di masa lalu.

"Ini menjadi refleksi, mengingatkan kita semua, berawal dari Kartasura ini menjadi peringatan untuk kita semua untuk senantiasa menjaga dan melestarikan bangunan yang diduga maupun yang sudah terkonfirmasi cagar budaya," kata inisator acara, Agung Bakar kepada awak media Sabtu (21/4) seusai doa bersama.

Terlebih, Keraton Kartasura memiliki peranan sejarah masa lampau. Kartasura menjadi cikal bakal terbentuknya kerajaan-kerajaan dinasti Mataram yang masih eksis hingga kini: Kasunanan Solo, Kasultanan Jogja, Pakualaman, hingga Mangkunegaran.

"Kartasura menjadi cikal bakal Mataram waktu itu, baik Mataram Solo maupun Mataram Jogja. Maka layak kita menghargai dan memposisikannya pada posisi yang terbaik. Dengan doalah yang bisa kita lakukan bersama-sama," terangnya.

Agung pun, berharap proses sesuai tata hukum yang berlaku dapat berjalan menindaklanjuti perusakan bangunan sejarah tersebut. Ia pun akan turut memgawal proses itu.

"Saya kira kita akan mengawal prosesnya, monggolah (silahkan saja)," pungkasnya.

Acara doa bersama Umbul Donga berlangsung hingga pukul 22.30 WIB. Acara doa bersama ditutup dengan penyanyian lagu Indonesia Pusaka. (dks)

(zend)