Hard News

5 Pohon Langka Ditanam di Kebun Raya Indrokilo, Ini Pesan Bupati

Jateng & DIY

19 Mei 2022 00:33 WIB

Bupati Boyolali M Said Hidayat saat kegiatan penanamam lima bibit spesies pohon di Kebun Raya Indrokilo Kelurahan Kemiri, Mojosongo, Boyolali, Rabu (18/05/2022). (Foto: Dok. solotrust.com/jaka)

BOYOLALI, solotrust.com – Bertepatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-205  Kebun Raya Bogor pada 18 Mei, secara serentak 23 kebun raya di Indonesia melakukan penanaman pohon. Demikian pula di Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) turut dilakukan penanamam lima bibit spesies pohon.

Kelima spesies itu, yakni Dalbergia latifolia (sonokeling), Hopea odorata (kayu merawan), Garcinia dulcis (mundu), Pterospermum javanicum (bayur), dan Vatica rassak (kayu resak).



Bupati Boyolali, M Said Hidayat mengatakan, Kebun Raya Indrokilo diinisiasi bupati sebelumnya, yakni Seno Samodro pada 2013 silam. Kebun raya ini dapat memberikan edukasi kepada pengunjung, terutama anak anak.

“Dapat memberikan edukasi terbaik bagi anak-anak di Boyolali sehingga dapat tumbuh berkembang dan mencintai lingkungannya,” kata Bupati Said Hidayat kepada wartawan di Kebun Raya Indrokilo Kelurahan Kemiri, Mojosongo, Boyolali, Rabu (18/05/2022).

Anak-anak merupakan generasi masa depan. Mereka diharapkan bisa memahami dan mendapat pemahaman tentang kekayaan alam negeri ini.

“Kekayaan alam yang ada di Kabupaten Boyolali ini sangat banyak dan kesadaran atas diri kita semua untuk menjaga lingkungan,” jelasnya.

Kepala UPT KRIB, Lilik Tri Wahyuni mengatakan, sampai saat ini KRIB memiliki sekira 1400 pohon terdiri atas berbagai spesies.

“Setiap tahunnya target penambahan lima spesies tanaman di kebun raya,” ungkapnya.

Menurut Lilik Tri Wahyuni, penanaman lima spesies pohon itu dapat memberikan pengetahuan kepada pengunjung dan diharapkan dapat mengembangkan serta membudidayakan tanaman langka. Salah satunya Dalbergia latifolia atau lebih dikenal dengan nama sonokeling yang saat ini keberadaannya sudah mulai jarang ditemui.

“Suatu ketika nanti kalau di habitat asli tanaman tersebut tidak ada, kita masih mempunyai stok untuk penghasil biji, untuk kita kembangkan lagi, kita kembalikan ke habitat aslinya. Jadi masyarakat masih bisa menikmati tanaman yang nyaris punah,” terangnya. (jaka)

(and_)