Serba serbi

Namanya Mirip Judul Film! Ini Pesona Desa Menari di Kabupaten Semarang

Wisata & Kuliner

21 Mei 2022 14:47 WIB

Aktivitas anak-anak di Desa Menari, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, untuk melestarikan budaya. (Foto: Dok. Solotrust.com/fj)

SEMARANG, solotrust.com – Sekilas nama sebuah desa di lereng gunung Telomoyo, mirip dengan sebuah judul film yang tengah hangat dibicarakan masyarakat.

Desa Menari, yang terletak di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang ini memiliki pesona tersendiri.



Bagaimana tidak, masyarakat Desa Menari hingga kini masi aktif menjaga dan melestarikan berbagai budaya kesenian.

Solotrust.com sempat mengunjungi Desa Menari pada Rabu (18/5) lalu. Saat memasuki kawasan Desa Menari, terdengar suara gamelan yang bersumber dari bangunan pendapa desa setempat.

Di pendapa tersebut sejumlah anak memainkan alat gamelan yang tertata rapi dengan latar belakang dinding bertuliskan Desa Menari. Saat itu ada tiga anak yang sedang sibuk menari.


Gerakan ketiganya selaras dengan bunyi gamelan yang dimainkan. Malah mereka tertawa jika gerakan tari tak seirama dengan gendhing (alunan-red) gamelan. Sementara anak-anak yang lain terlihat menikmati tarian ketiga anak tersebut.

Pengelola Desa Menari, Tresno mengungkapkan sebenarnya Desa Menari pernah diperbincangkan masyarakat luas akibar viral-nya cerita horror melalui cuitan di Twitter tahun 2019 lalu, yang berjudul KKN di Desa Penari.

“Waktu dulu awal-awal viral KKN di Desa Penari di media sosial, kita merasakan dampaknya juga. Banyak orang yang searching. Artinya kunjungan kita meningkat,” ungkapnya.

Tresno menjelaskan asal penamaan Desa Menari, sebab kesenian tari merupakan aktivitas yang telah dilakoni warga setempat secara turun-temurun.

“Secara sempit (kata Menari) secara turun temurun di Desa Tanon ini adalah pelestari tari rakyat. Secara lebih luas, kata Menari adalah akronim dari menebar harmoni, merajut inspirasi, menuai memori,” jelasnya.

Desa Menari memiliki konsep laboratorium sosial dalam pengembangan wisatanya yang bergerak di ranah konservasi, yaitu masyarakat, dolanan tradisional dan kesenian lokal.

“Kita kemas menjadi paket paduan wisata pembelajaran di Desa Wisata Menari ini,” imbuhnya.

Konsep laboratorium sosial itu kemudian dikemas, menjadi aktivitas wisata, dengan beberapa paket. Misalnya, paket outbond desa, paket sinau urip desa, paket wisata jeda hidup, dan lainnya.

Paket wisata itu, imbuhnya, berdasarkan pada aktivitas masyarakat desa. Seperti kegiatan belajar merumput, belajar memberi makan sapi, memeras susu sapi, hingga mengolah susu sapi. Ada pula mengolah lahan pertanian sampai panen, dolanan tradisional serta kesenian yang ada.

Dulunya Bernama Desa Wisata Tanon

Tresno menambahkan pada tahun 2009 terbentuk konsep Desa Wisata Tanon. Penamaannya sesuai dengan lokasi desa wisata tersebut di Dusun Tanon. Namun setelah melihat tradisi masyarakat akan kesenian tradisional yang kental, barulah pada tahun 2012 diubah namanya menjadi Desa Menari.

Tak sama seperti di cerita dan film horror KKN Desa Penari, di lokasi tersebut tentu saja tidak ada mitos-mitos yang beredar. Hanya sebatas larangan untuk buang hajat di sendang. Sebab, lanjut Tresno, masyarakat Desa Menari menggunakan air sendang untuk konsumsi sehari-hari.

Selain itu aturan atau pantangan yang dibuat juga sebagai bentuk pelestarian alam agar tidak dinodai oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab.

“Kalau ada pantangan tidak boleh A, tidak boleh B, C, D. kalau saya memandangnya itulah konsep pelestarian orang orang zaman dahulu. Pantangan itu sebenarnya untuk pelestarian alam,” sambungnya.

Bagi Solotruster yang hendak berwisata di Desa Menari harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Sebab Desa Menari tidak menerima tamu setiap hari.

Dengan reservasi, pengelola akan menyiapkan paket wisata yang Solotruster pilih untuk bisa merasakan sensasi hidup di pedesaan yang kental akan kesenian tradisional. (fj)

(zend)