JAKARTA, solotrust.com - Siaran televisi dan radio memiliki kekuatan dalam memengaruhi perilaku masyarakat, baik secara sosial, kultural, bahkan politik. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada 2018, kembali menyelenggarakan survei kepemirsaan yang akan memberikan penilaian pada kualitas program siaran televisi, lewat Survey Indeks Kualitas Program Siaran Televisi 2018.
Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis menjelaskan, dalam pelaksanaan survei, KPI kembali menggandeng 12 perguruan tinggi negeri dari 12 provinsi di Indonesia. Dengan responden masing-masing seratus orang dari tiap kota, dilengkapi penilaian dari para ahli.
KPI berharap hasil survei ini memberikan potret yang utuh tentang kualitas program siaran televisi kita,” ujarnya, dilansir dari laman resmi Komisi Penyiaran Indonesia, kpi.go.id, Selasa (13/03/2018).
Adapun ke-12 perguruan tinggi itu, yakni Universitas Sumatera Utara (Medan), Universitas Andalas (Padang), Universitas Pembangunan Nasional Veteran (Jakarta), Universitas Padjajaran (Bandung), Universitas Diponegoro (Semarang), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (Yogyakarta), Universitas Negeri Surabaya, Universitas Tanjung Pura (Pontianak), Universitas Lambung Mangkurat (Banjarmasin), Universitas Udayana (Denpasar), Universitas Hasanudin (Makassar) dan Universitas Pattimura (Ambon).
Yuliandre Darwis menjelaskan, dalam pelaksanaan survei, desain penelitian yang digunakan tak jauh berbeda dengan tahun lalu.
“Tahun ini, desain penelitian sudah dilakukan penyempurnaan agar hasil yang didapat juga lebih optimal,” kata dia.
Lebih jauh KPI berharap, hasil survei dilakukan ini dapat digunakan semua pemangku kepentingan penyiaran dalam memberikan kontribusi bagi perbaikan kualitas siaran televisi. Yuliandre Darwis mengakui, ada perbedaan signifikan antara hasil survei indeks kualitas dengan survei kepemirsaan secara kuantitatif yang sudah ada.
Untuk itu, dirinya sangat berharap data didapat KPI dari hasil survei turut dijadikan pertimbangan bagi para pengiklan dalam penempatan produknya di program siaran yang baik secara kualitas.
“Hal inilah yang merupakan kontribusi kita semua dalam mempertahankan hadirnya program-program siaran yang baik di tengah masyarakat,” pungkas Yuliandre Darwis.
(and)