Hard News

Ajak Peduli Sungai lewat Upacara dan Pengibaran Bendera di Bendung Tirtonadi Solo Peringati HUT ke-77 RI

Jateng & DIY

17 Agustus 2022 13:58 WIB

Upacara bendera Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI) dari atas air Kali Anyar Bendung Tirtonadi Solo, Rabu (17/8) pagi. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Sejumlah pegiat lingkungan melakukan kampanye peduli sungai dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI) dengan upacara bendera di Bendung Tirtonadi Kali Anyar, Solo, Rabu (17/8) pagi.
 
Mereka mengibarkan bendera dengan luas 8x12 meter, dilakukan melalui serangkaian upacara menggunakan perahu. Bendera dikibarkan menggunakan tali pancang dari arah utara menuju selatan.
 
Pengibaran bendera juga diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI.
 
Serangkaian acara ini dilakukan sebagai kampanye untuk menggiatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga sungai. 
 
"Ya kalau dikatakan demo ya demo yang baik, karena kita sama sama untuk mencintai biar lingkungan itu , ya contohnya pembuangan sampah tidak sembarangan seperti itu," kata Ketua Panitia, Sabar kepada pewarta, Rabu (17/8) pagi.
 
Ia ingin mengajak masyarakat untuk lebih mencintai sungai. Sabar berharap masyarakat menjadikan sungai layaknya halaman depan rumah agar dapat terus diindahkan.
 
"Intinya dan maknanya itu untuk sungai, yok kita sama-sama mencintai sungai kita seperti depan rumah bukan belakang rumah, kalau dulu-dulu itu kan belakang rumah jadi tempat pembuangan jadi kita ajak yok rame rame kita buat sungai ini menjadi tempat halaman rumah dan tempat bermain," tuturnya.
 
Selain itu, sungai dapat digunakan untuk berbagai kegiatan air. Salah satunya lomba dayung yang akan dilakukan pada sore harinya.
 
"Ayo sama-sama kita ramaikan, habis ini masih ada lomba dayung," terangnya.
 
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo sekaligus pembina acara, Sugeng Riyanto menyebut acara ini dilakukan atas keprihatinan sejumlah pegiat terhadap tercemarnya sungai.
 
Sugeng mencontohkan Sungai Bengawan Solo sebagai sungai terpanjang di Jawa sekaligus ikon Kota Solo, hingga kini masih tercemar.
 
"Karena kami sering mengadakan kegiatan di sungai dan ternyata sungai kita sangat kotor, Bengawan Solo saja misalnya, ikon kota ini begitu tercemar luar biasa, sekian banyak membuang limbahnya di Bengawan Solo, belum lagi sampah-sampah rumah tangga luar biasa," ujar Sugeng.
 
Ia mengatakan mesti ada kampanye-kampanye masif untuk merubah perilaku buruk tersebut. Salah satunya melalui upacara bendera ini.
 
"Artinya butuh kesadaran, harus ada kampanye masif, harus ada upaya mengajak seluruh komponen ayo kita maknai kemerdekaan ini dengan semangat menjaga kelestarian sungai," sambungnya. 
 
Baginya kepedulian itu mesti digiatkan mulai saat ini. Terlebih sungai-sungai ini nantinya akan diwariskan ke anak-cucu generasi saat ini.
 
"Karena jika diwariskan ke anak cucu kita, sungainya dalam kondisi baik," ucapnya.
 
Sugeng menyatakan, kebersihan sungai menjadi salah satu pelengkap Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang saat ini memasuki angka 77 tahun.
 
"Kita ingin kampanye bahwa sungai kita hari ini tidak sedang baik-baik saja, semua sungai tercemar, kalau kita merdeka tetapi sungai kita tercemar maka tidak sempurna," pungkasnya.
 
Acara ini bukan kali pertama dilakukan. Pada tahun lalu acara serupa juga dilakukan di Bendung Tirtonadi. Acara serupa terus digiatkan sebagai upaya menggiatkan kesadaran masyarakat. (dks)

(Wd)