Ekonomi & Bisnis

Harga Telur di Solo Tembus Rp30 Ribu, Disdag Solo Sebut Permintaan dan Penawaran Masih Stabil

Ekonomi & Bisnis

22 Agustus 2022 16:59 WIB

Salah satu pedagang telur di Pasar Legi Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Kenaikan harga telur terjadi dalam beberapa hari terakhir. Dari pantauan Solotrust.com di pasar tradisional terbesar di Solo yakni Pasar Legi, harga telur menembus hingga Rp30 ribu/kg pada Agustus ini.

Salah satu pedagang, Sutini menyebut kenaikan terjadi secara bertahap. Hingga hari ini, Senin (22/8), harga telur bertahan di angka Rp28 ribu/kg. Sebelumnya harga telur mengalami kenaikan di angka Rp26 ribu/kg hingga yang tertinggi Rp30 ribu/kg.



Menurutnya, kenaikan ini menjadi yang tertinggi selama periode 2022 ini.

"Sekarang Rp28 ribu dulu Rp26 ribu /kg, terus naik Rp30 ribu/kg, terus ini turun. Naik Rp30 ribu/kg tiga hari kemarin," katanya, Senin (22/8).

"Ini naik turun sering, paling mahal Rp30 ribu/kg," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo Heru Sunardi mengatakan kenaikan telur beberapa hari terakhir disebabkan naiknya harga telur dari peternak.

Ia mengungkapkan, tingginya harga pakan dan obat memicu naiknya harga telur di peternak yang berimbas ke disributor hingga pengecer.

"Penentunya itu harga pakan dan harga obat, kalau harga pakan dan harga obat naik otomatis harga telur itu naik," ujarnya ditemui, Senin (22/8) sore.

Ia menjelaskan, selama ini permintaan dan penawaran telur belum mengalami lonjakan drastis. Artinya, faktor permintaan dan penawaran menurutnya bukan menjadi faktor utama kenaikan harga telur beberapa hari ini.

"Kalau terkait penawaran dan permintaan, sebenarnya masih standar, tidak perubahan secara drastis, penentunya di harga pakan. Penawaran dan permintaan itu sebenarnya masih sero atau stabil," jelasnya.

Terkait kenaikan harga telur ini, ia mengimbau konsumen untuk berbelanja secara cerdas.

Untuk situasi seperti ini, menurut Heru pembeli dapat memilih alternatif protein lain penganti telur sembari menunggu harga telur kembali stabil.

"Kita itu untuk lauk-pauk untuk memenuhi protein tidak harus telur, mungkin dengan pengalihan produk lainnya," terangnya.

Penurunan permintaan juga akan mempercepat penurunan harga bahan pokok yang melambung di pasaran.

"Kalau konsumen permintaan sedikit, walaupun ini naik, akan turun sendiri, karena permintaan turun, itu namanya belanja cerdas," tukasnya. (dks)

(zend)