Hard News

Ternyata Ini Alasan Gibran Terima Pinangan Jadi Tuan Rumah ASEAN Para Games XI

Nasional

8 September 2022 16:23 WIB

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat berbincang dengan Solotrust.com.

SOLO, solotrust.com - Ajang olahraga bagi para difabel se-Asia Tenggara, ASEAN Para Games (APG) XI pada 30 Juli hingga 6 Agustus 2022 telah sukses terselenggara di Kota Solo.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun ditunjuk oleh Ketua Umum National Paralympic Comittee (NPC) Indonesia, Senny Marbun, untuk memimpin gelaran bergengsi ini menjadi Ketua Pelaksana ASEAN Para Games Organizing Committee (INASPOC) tahun 2022.



Ditunjuk sebagai tuan rumah untuk kedua kalinya, Gibran mengaku optimis mampu menyuguhkan potensi terbaik Kota Solo. Mulai dari menyediakan venue-venue (lokasi) pertandingan, pelayanan, hingga seluruh pihak yang tergabung di gelaran ini.

"Saya optimis karena venue-venue di Solo sudah standart semua. Selain venue tentunya SDM-nya juga ya, yang pasti dari dinas-dinas, TNI-Polri, volunteer, LO, semua sudah siap, dan ini kedua kalinya kita menjadi tuan rumah jadi kita lebih siap di tahun ini," paparnya kepada Solotrust.com pada Rabu (31/8).

Ia tak menampik, waktu persiapan menggelar acara ini sangat singkat. Namun ia tetap optimis karena mendapat banyak dukungan, termasuk dari warga Kota Solo.

Menurutnya hal yang paling riskan dalam mempersiapkan ajang ini yakni pada segi transportasi dan akomodasi, lantaran kedatangan tamu dari luar negeri.

"Ini makanya memang jauhjauh hari kita harus prepare SOP (standart operational prosedure)-nya, prepare (persiapan) volunteer-nya, dinas-dinas terkait yang secara langsung harus menjalankan misalnya penjemputan, pengantaran, dan lain-lain," lanjutnya.

Pihaknya juga memperhitungkan penjemputan atlet dari bandara dan diantar menuju penginapan yang telah ditentukan, hingga pengantaran para atlet dan ofisial dari negara-negara peserta menuju venue pertandingan yang tersebar di 14 lokasi di Soloraya.

Optimistis datang lantaran seluruh akomodasi hingga penginapan di Solo yang memadai dan sesuai standar internasional.

"Karena kalau event internasional seperti ini yang paling rumit adalah transportasi dan akomodasinya. Tapi alhamdulillah di Solo hotel-hotelnya sudah sangat lengkap sekali dari bintang 5 samapai bintang 3 lengkap semua dan saya kira Solo ini kota kecil tapi semuanya serba lengkap," imbuhnya.

100 Persen Melibatkan Orang Indonesia

Tak hanya akomodasi hingga penginapan yang dilibatkan di event internasional ini, Gibran mengaku melibatkan 100 persen vendor dari Indonesia.

Mulai dari penyelenggara acara (EO), pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), volunter, hingga seniman-seniman yang menyuguhkan penampilannya saat upacara pembukaan dan penutupan (opening-closing ceromony).

"100 persen orang Indonesia. Karena budgetnya mepet juga saya yakin kita bisa dengan EO-EO, vendor-vendor dengan semua full timnya orang Indonesia, saya yakin bisa. Harus bisa. Kan kemarin kita banyak melibatkan anak-anak muda dan ternyata bisa. Yang jelas semua kecipratan ya, FnB, perhotelan, rental mobil, volunteer volunteer semua kecipratan, ojol (ojek online) kecipratan, yang paling penting UMKM, karena kemarin dari suvenir dan segala macamnya kita melibatkna UMKM," sebutnya.

Kesuksesannya tentu bisa menjadi contoh pelaksanaan ajang internasional lainnya, jika Indonesia kembali dipilih menjadi tuan rumah. Dengan melibatkan seluruh aspek lokal, tentuntentunya dapat berdampak bagi kemajuan Indonesia, khususnya Kota Solo.

Sementara itu, Indonesia sukses bukan hanya sebagai tuan rumah, namun juga meraih gelar juara umum dengan torehan 425 medali. Prestasi ini menjadi catatan sejarah baru sepanjang ASEAN Para Games digelar. (riz)

(zend)