Hard News

Ada Mural Kaesang dan Erina Gudono Pakai Busana Manten Jawa di Koridor Gatsu

Jateng & DIY

20 September 2022 21:01 WIB

Komunitas Mural Bahagia yang tengah menggambar potret Kaesang Pangarep dan Erina Gudono mengenakan busana adat Jawa di Koridor Gatot Subroto (Gatsu), Solo, Selasa (20/09/2022). (Foto: Dok. solotrust.com/rizka)

SOLO, solotrust.com - Kabar pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada Desember 2022 mendatang disambut komunitas Mural Bahagia di Solo dengan sebuah karya.

Tiga orang dari komunitas ini membuat mural potret Kaesang dan Erina lengkap dengan pakaian adat Jawa di gerbang sebuah toko busana adat Jawa kawasan Jalan Gatot Subroto (Gatsu), Serengan, Solo.



Salah seorang pembuat mural, Swastika Prewelupi menyebut alasan pembuatan mural putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama kekasihnya itu lantaran keduanya akan segera melangsungkan pernikahan.

"Mas Kaesang dan mbak Erina mau nikah, jadi kami menggambarnya di sini. Gerbang toko yang jual tata busana adat Jawa. Sekalian ngenalin busana," ungkap Swastika Prewelupi, saat dijumpai pada Selasa (20/09/2022) siang.

Butuh waktu lima hari untuk mengerjakan mural ini. Swastika Prewelupi mengaku kesulitan dalam menggambar Kaesang Pangarep adalah membedakan wajah bos Persis Solo itu dengan kakak kandungnya Gibran Rakabuming Raka yang hampir mirip.

"Sudah diganti tiga kali ini sketsa wajahnya Kaesang. Setelah itu sketsa diblok, baru menambahkan ornamen lainnya," beber dia.

Koridor Gatsu memang terkenal menampilkan berbagai mural sejak lama, seperti potret Presiden Jokowi memakai blangkon, Maestro keroncong Indonesia Gesang Martohartono, hingga Didi Kempot.

Tak hanya itu, lukisan mural bertema sumpah pemuda, perjuangan, budaya anak muda zaman sekarang, pop culture (budaya populer), dan lukisan mural lain juga hadir menghiasi tembok hingga gerbang pertokoan.

Terpisah, Irul Hidayat, muralist yang juga terlibat dalam pembuatan lukisan mural di koridor Gatsu mengatakan, kegiatan ini merupakan gerakan memberdayakan ruang publik perkotaan sebagai sebuah galeri seni jalanan.

"Awalnya konsep kami di tengah-tengah kota karena Solo masih minim untuk kehadiran karya seni di ruang tengah kota. Tawaran kami kali pertama ke Pemkot (Pemerintah Kota) Solo di Jalan Slamet Riyadi," kata pria yang juga koordinator program 'Solo is Solo' itu.

Pembuatan galeri seni mural dan grafiti nasionalisme itu merupakan program dari "Solo is Solo" yang sengaja diadakan guna mewujudkan ikon dan destinasi wisata baru di Solo.

"Kenapa kami memilih koridor Gatsu? Sebab, semangat Pemkot Solo yang sedang mengembangkan koridor Gatsu sebagai destinasi wisata," tutupnya.

Terlebih, pascarenovasi Koridor Gatsu digadang-gadang bakal mirip dengan Malioboro di Yogyakarta. (riz)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya