Ekonomi & Bisnis

Yuk Disimak! Ini Langkah-langkah Buat Kamu yang Ingin Memulai Bisnis

Ekonomi & Bisnis

27 September 2022 12:15 WIB

Ilustrasi bisnis. (Foto: Pixabay/mohamed_hassan)

Solotrust.com - Banyak orang ingin memulai suatu bisnis, namun seringkali bingung bagaimana memulainya. Dosen Business School IPB University, Raden Dikky Indrawan membagikan sejumlah langkah yang perlu diperhatikan untuk memulai bisnis, yang bahkan bisa dilakukan oleh mereka yang masih berstatus mahasiswa.

Dijelaskannya, umumnya kesalahan yang sering terjadi adalah cenderung meniru ide bisnis yang ada, padahal belum tentu sesuai dengan karakter diri dalam berbisnis.



Melihat hal tersebut, dosen IPB tersebut menyarankan agar Anda mengetahui karakter Anda sendiri terhadap preferensi risiko, apakah itu risk taker atau risk avoider.

Ia juga menyarankan untuk menyesuaikan preferensi risiko dengan jenis dan ide bisnis yang akan dipilih. Hal ini akan membantu mahasiswa untuk menentukan jenis ide bisnis yang sesuai dengan karakter risiko.

"Seseorang yang berkarakter risk avoider atau cenderung menghindari risiko, ide bisnis dipilih dengan lebih cermat, berdasarkan hal-hal yang telah dipahami sebelumnya," kata Raden Dikky, sebagaimana dikabarkan IPB dalam laman resminya.

Ia mencontohkan, sebuah bisnis bisa didasarkan pada hobi atau keterampilan yang dimiliki. Contohnya termasuk les privat, homeschooling, pelajaran musik, bisnis olahraga, atau tur dan perjalanan kecil.

Sedangkan risk taker akan memiliki jenis ide bisnis yang lebih luas dan berani. Dengan demikian, pengusaha model ini dapat mengembangkan dan memikirkan caranya sendiri dalam berbisnis.

"Ide bisnisnya unik dan out-of-the-box sehingga bisa menciptakan pasar dan menarik konsumen untuk produk yang mungkin belum ada di pasaran," ujarnya.

Dia juga menyarankan untuk melakukan riset ide bisnis untuk memahami kebutuhan pasar. Tidak hanya itu, riset seperti ini juga dapat digunakan untuk melihat berbagai potensi permasalahan produk dan jasa.

Upaya ini dapat membantu dalam penyusunan model bisnis yang sesuai dengan karakter preferensi risiko, serta membantu dalam memperkirakan kemampuan diri sendiri ketika menghadapi kerugian dan cara mengatasinya.

Penting juga untuk melihat celah-celah di ceruk pasar yang mungkin ada dan sebelumnya tidak diketahui dan menetapkan target bisnis dalam persaingan.

"Otomatis kita bisa menentukan target pasar, bisa berinteraksi dengan pasar sehingga ketika masuk bisnis kita bisa mengetahui siapa saja kompetitornya," imbuhnya.

Dia juga menjelaskan bahwa perlu untuk menulis rencana bisnis. Menurutnya, perencanaan ini dilakukan mulai dari yang sederhana atau kompleks. Dengan demikian, rencana bisnis memberikan strategi, arah dan pernyataan tujuan untuk bisnis serta deskripsi produk dan bagaimana sistem beroperasi.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan model bisnis untuk memberikan gambaran tentang produk atau jasa, sehingga memiliki nilai yang sesuai dengan target pasar yang dituju

Ini akan membantu Anda mengetahui cara menghasilkan pendapatan bisnis dan memberikan arahan tentang upaya mengendalikan operasi pada sumber pengeluaran Anda.

Ia melanjutkan, perlu dimulainya pendanaan usaha sesuai dengan keuangan yang dimiliki.

"Bisnis bisa dimulai dengan modal atau tanpa modal. Oleh karena itu, perlu dipahami bagaimana bisnis dapat dibiayai melalui mitra, pinjaman, hibah, crowdfunding atau investor pribadi," katanya.

Menurutnya, seseorang perlu memulai bisnis secara resmi dengan meluncurkan produk melalui grand launching, atau jika masih ragu bisa mencobanya terlebih dahulu dengan soft launching.

Ia melanjutkan, memulai usaha secara resmi tentunya bisa dilakukan dengan mendaftarkan nama perusahaan, melengkapi izin dan identitas perpajakan.

"Perlindungan usaha juga perlu disiapkan. Sekecil apapun jenis usaha tetap membutuhkan waktu, tenaga dan biaya," imbuhnya.

Langkah selanjutnya adalah pengembangan usaha yang dilakukan dengan market engagement melalui perencanaan yang matang. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan promosi dan perencanaan pemasaran yang terpantau dengan baik, misalnya melalui halaman website dan media sosial.

"Pengetahuan kita tentang konsumen pada saat keterlibatan pasar akan membantu kita membuat keputusan untuk meningkatkan dan mengembangkan bisnis kita di tahap selanjutnya. Pengambilan keputusan untuk pengembangan ini akan kembali ke siklus awal, yaitu pengambilan keputusan bisnis dimulai kembali dengan karakter preferensi risiko bisnis yang telah disebutkan, risk taker atau risk avoider," tambahnya.

Ia menekankan agar bisnis ini bisa berkelanjutan, yang terpenting adalah mengetahui tren perkembangan dan dinamika pasar serta respon konsumen terhadap ide bisnis yang dijalankan.

"Setiap era tentunya pasar dan konsumen akan selalu berubah sehingga pemahaman pelaku bisnis terhadap perilaku konsumen menjadi hal terpenting dalam menjaga keberlangsungan bisnis kita," pungkasnya. (Lin)

(zend)