Hard News

MN X Buka Pameran Rayuan Pulau Kelapa, Perjalanan Sejarah Seni Lukis Indonesia Buka hingga April

Jateng & DIY

10 Oktober 2022 21:05 WIB

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X (KGPAA MN X) saat memberikan sambutan dalam pembukaan pameran Rayuan Pulau Kelapa, Sabtu (08/10/2022). (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Adipati atau pemimpin Pura Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X (KGPAA MN X) membuka pameran Rayuan Pulau Kelapa di Tumurun Museum, Solo, Sabtu (08/10/2022). Ajang ini menampilkan 32 lukisan dari 29 seniman dengan rentang waktu 1800 hingga 1980.

Perjalanan sejarah seni lukis Indonesia menjadi tema pameran yang berlangsung hingga 8 April 2023 mendatang. Sementara, sejalan dengan tajuk Rayuan Pulau Kelapa, lukisan bertema pemandangan alam dipilih sebagai penggambaran sejarah perjalanan seni lukis dari abad 19 hingga 20.



"Luar biasa sekali yang dihadirkan Tumurun ya, bagaimana sesuatu narasi yang kuat untuk mengambarkan kesenian, khususnya seni lukis dalam hal ini di Indonesia. Itu semua tercermin impact-nya sangat besar untuk kesenian di Indonesia, tidak hanya di kesenian, tetapi di perjalanan bangsa," kata MN X usai pembukaan.

Diutarakan lebih lanjut, pengenalan sejarah harus terus diupayakan, terutama bagi para generasi muda. Menurut MN X, budaya juga harus berinovasi seiring laju zaman.

"Kami mempunyai visi, setiap hari, setiap waktu, kami menjalankan amanah, kami menjaga kebudayaan untuk terus dikembangkan, peran generasi muda ke depannya tentunya. Budaya terus turun-temurun serta berkembang," tuturnya.

Sementara, pemilik Tumurun Museum, Iwan Setiawan Lukminto, mengungkapkan pihaknya menggelar pameran ini dalam upaya memberi edukasi sejarah seni lukis Indonesia. Ratusan koleksi dikurasi menjadi 32 lukisan untuk merepresentasikan karya pemandangan alam abad 19 menuju 20.

Ia menyebut pada masa itu, seniman-seniman era kolonialisme memiliki perananan dalam perjalanan sejarah seni lukis Indonesia dari Mooi Indie hingga memunculkan beragam gaya baru.

"Seniman-seniman zaman kolonialisme. Jadi di situ kami ingin menberikan satu penjelasan bahwa ada satu era, Mooi Indie di mana diajarkan lukisan itu harus dipercantik menjadikan sebagai bahan promosi. Lukisan ini diajarkan pada seniman-seniman kita zaman dulu dan mendarah daging," ucap Iwan Setiawan Lukminto.

Baginya, jejak sejarah harus terus diedukasikan sebab hal itu menjadi fondasi seni rupa bangsa Indonesia.

"Kita mempunyai misi tidak melupakan sejarah karena ini menjadi fondasi-fondasi penting untuk kita berbangsa dan bernegara," ungkapnya. (dks)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya