JAKARTA, solotrust.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjalin kerjasama dengan SmesHub untuk pengelolaan sampah khususnya sampah plastik yang dihasilkan oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Nantinya sampah plastik dari UMKM ini akan diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah bahkan berpotensi ekspor.
Penandatanganan MoU kerja sama antara Kemenparekraf dan SmesHub ini dilakukan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu dan Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, M. Neil El Himam dengan Founder & CEO SmesHub, Lutpi Ginanjar.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno yang menyaksikan penandatanganan kerja sama ini berharap permasalahan sampah yang dihasilkan oleh UMKM dapat terkelola dengan baik. Menurutnya, permasalahan sampah di Indonesia belum dapat diselesaikan secara tuntas hingga saat ini.
"Pemerintah menargetkan secara nasional pengurangan sampah sebesar 30 persen dan pengelolaan atau penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025," ucap Sandiaga.
Sandiaga memberi apresiasi penuh dengan adanya kerja sama antara Kemenparekraf dan SmesHub ini. Adanya kerja sama ini, masyarakat dapat lebih teredukasi serta berkontribusi dalam memilah sampah.
"Saya memberi apresiasi kepada SmesHub dalam fokusnya mengubah musibah menjadi berkah dan bisa mengedukasi masyarakat, melibatkan masyarakat dalam ruang lingkup kerja sama yang cukup luas," tuturnya saat The Weekly Brief With Sandi Uno, Senin (10/10).
Founder & CEO SmesHub, Lutpi Ginanjar, mengatakan program pengelolaan limbah plastik ini bermula dari kepedulian pihaknya untuk membantu pengelolaan sampah yang dihasilkan para pelaku UMKM khususnya limbah plastik.
Hal itu berbuah manis ketika sampah yang diolah berhasil diekspor sebagai produk yang memiliki nilai kualitas. Bahkan, sudah ada perusahaan dari Malaysia yang sudah bekerja sama dengan SmesHub untuk penyediaan sampah.
"Bulan Juli 2022 kita diminta oleh sebuah perusahaan di Malaysia untuk ekspor sampah 50 ton, dan dari situ kita diminta untuk meningkatkan hingga 4.000 ton per bulan," kata Lutpi.
Ruang lingkup kerja sama ini nantinya akan meliputi pertukaran dan pemanfaatan data dan/atau informasi; pendukungan pengelolaan sampah di destinasi pariwisata; pelaksanaan koordinasi dengan stakeholders terkait bidang persampahan; pendukungan program fasilitasi pertumbuhan industri produk kreatif lokal yang menjadi salah satu penggerak roda perekonomian sosial; serta pendukungan program-program di bidang penguatan tata kelola dan fasilitasi pemangku kepentingan ekonomi digital bidang ekonomi kreatif. (ale)
()