SOLO, solotrust.com - Masjid Raya Sheikh Zayed Solo mengumandangkan azan, ikamah, dan salat zuhur berjemaah untuk kali pertama pada acara soft opening, Rabu (22/02/2023). Momen perdana ini bertujuan sebagai persiapan pembukaan pada 28 Februari 2023.
Perwakilan imam terbaik dari Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed Muaad Al Mahri sebagai pengumandang azan, ikamah, sekaligus imam pertama.
Sementara jemaah salat zuhur sebanyak 200 orang dihadirkan, termasuk para difabel dan awak media.
Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat, mengungkapkan kehadiran para jemaah sekaligus untuk memberi evaluasi terhadap seluruh fasilitas masjid, mulai dari lantai bawah tanah untuk tempat berwudu hingga lantai atas sebagai tempat jemaah perempuan.
"Ini baru soft opening. Tadi kan beberapa dari petugas memerhatikan sejak masuk, mulai dari jalannya gimana, mulai masuk terhambat atau tidak. Nanti ini sedang kami evaluasi. Intinya kami sebenarnya mau mengecek kesiapan semua tim yang ada sejauh mana di masjid ini," ungkap dia, Rabu (22/2/2023).
Beberapa evaluasi kecil telah dikantongi, salah satunya kemudahan penataan saf salat. Munajat menyebut, penataan saf cukup memakan banyak waktu, terlebih bagi para tunanetra karena tak ada garis saf. Untuk itu, pihaknya segera berkoordinasi terkait pemasangan garis saf.
"Nah ini sedang kami diskusikan, kemarin kami baru mencari vendor yang bisa mengatur saf memakai laser atau apa, kami sedang berusaha," kata Munajat.
Selain itu, sejumlah fasilitas kecil seperti rak sepatu, loker penyimpanan barang, dan tanda penunjuk arah masih perlu dibenahi.
Munajat menyebut, kesiapan masjid telah mencapai 90 persen. Kini pihaknya masih terus melakukan sejumlah evaluasi menjelang dibukanya masjid pada 28 Februari 2023 mendatang. Diharapkan pada 1 Maret masyarakat dapat berkunjung dan beribadah dengan nyaman.
Sementara itu, beberapa difabel mengungkapkan sejumlah evaluasi untuk kemudahan beribadah. Salah satunya Sumarsih (61), mengaku kesulitan mencari tempat parkir khusus bagi para disabilitas.
"Kalau bisa parkir dikasih tanda seperti gambar kursi roda," kata Sumarsih.
Jemaah lainnya, Meita mengutarakan akses untuk disabilitas sudah memenuhi standar. Namun, menurutnya masih kurang fasilitas bagi para disabilitas seperti kursi bantu untuk salat.
"Di antara kami itu kan ada yang tidak bisa duduk. Jadi mohon fasilitas kursi, hanya itu saja," pintanya. (riz)
(and_)