Hard News

Sensus Pertanian 2023, Warga Boyolali Diminta Berikan Data Sesungguhnya

Jateng & DIY

22 Mei 2023 17:05 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali melakukan sosialisasi Sensus Pertanian 2023 (ST2023) terhadap para camat serta dinas terkait di sebuah hotel kawasan Ngemplak, Senin (22/05/2023). (Foto: Dok. solotrust.com/jaka)

BOYOLALI, solotrust.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali melakukan sosialisasi Sensus Pertanian 2023 (ST2023) terhadap para camat serta dinas terkait di sebuah hotel kawasan Ngemplak, Senin (22/05/2023). Masyarakat pun diimbau agar memberikan data sesungguhnya.

Sosialisasi dibuka Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan mengambil tema mencatat pertanian Indonesia untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.  



Kepala BPS Kabupaten Boyolali, Sutirin, mengatakan sosialisasi bertujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif kegiatan pertanian. Sensus pertanian nantinya mencakup subsektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan jasa pertanian.

“Sensus ini akan dilakukan selama dua bulan mulai Juni hingga Juli. Sekarang ini lebih mengedepankan penggunaan IT (teknologi informasi). Fenomena sekarang ini kan banyak sekali petani-petani milenial, tentunya ini nanti juga akan di-cover dalam beberapa pertanyaan di kuesioner Sensus Pertanian 2023," katanya kepada wartawan.

Saat ini data-data sangat mudah diakses melalui big data sehingga Sensus Pertanian merupakan salah satu sumber dari big data tersebut.

“Sekitar 900 petugas sensus yang terdiri atas PPL (Petugas Penyuluh Lapangan), PML (petugas pemeriksa), dan Koseka (organik BPS yang bertugas mengoordinasikan suatu kegiatan sensus pertanian di masing-masing kecamatan) akan diterjunkan dalam pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 ini,” beber Sutirin.

Sementara itu, Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan mengutarakan, pemerintah Kabupaten Boyolali akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan Sensus Pertanian 2023.

Menurutnya, sensus ini sangat penting karena kaitannya dengan data riil yang ada di wilayah Boyolali. Masyarakat diimbau agar memberikan data sesungguhnya.

“Harapannya mereka terdata dan terpetakan karena ini berkaitan dengan pertanian. Ini akan menentukan kebijakan maupun strategi yang akan diambil oleh pemerintah Boyolali di bidang pertanian dan peternakan,” ucap Wahyu Irawan. (jaka)

(and_)