SOLO, solotrust.com – Solo memiliki kawasan perairan sangat terkenal dan pernah menjadi induk dari anak-anak sungai di wilayah pedalaman. Perairan ini terbentang sepanjang Sungai Bengawan Solo yang menjadi jalur utama perlintasan transportasi air.
Dahulunya Sungai Bengawan Solo menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal besar sampai membuat Bengawan Solo menjadi pusat perdagangan yang tumbuh pesat. Banyak kapal membawa berbagai komoditas di wilayah Jawa Timur.
Komoditas yang ada kemudian diangkut kembali oleh kapal dagang berukuran lebih kecil dan dibawa ke wilayah Surakarta melalui anak sungai, seperti Kali Pepe, Kali Jenes, dan berbagai lainnya.
Sebelum berubah nama menjadi Sungai Bengawan Solo, sungai tersebut banyak dikenal sebagai Bengawan Semanggi, ditandai dengan adanya dermaga bernama Bandar Semanggi. Beberapa kesaksian warga asli daerah tersebut pernah terlihat tonggak-tonggak kapal terbuat dari kayu jati, dipercaya sebagai pengikat kapal saat berlabuh. Namun saat ini tonggak itu sudah tidak terlihat karena banyak terbawa arus sungai.
Pada bantaran Sungai Bengawan Solo juga terdapat satu kawasan cukup terkenal, yakni Kampung Semanggi. Kawasan yang dulunya kumuh dan kotor saat ini disulap menjadi sebuah kampung bersih dan digadang menjadi destinasi wisata di Kota Solo.
Kampung Semanggi Harmoni diresmikan pada Februari 2023 sebagai kawasan wisata ini direnovasi besar-besaran menjadi kompleks pemukiman bersih. Renovasi berdasarkan SK Wali Kota Solo 2020 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Lingkungan dan Pemukiman Kumuh Kota Solo.
Kawasan kumuh di wilayah Semanggi mencapai luas 35,45 hektare sampai saat ini sudah berada pada tahap penataan oleh pemerintah Kota (Pemkot) Solo bersama Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Terkhusus Semanggi Selatan dan Semanggi Utara penataan dikerjakan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Memang saat ini Kampung Semanggi sudah lebih baik dari sebelumnya, semula kumuh kini menjadi lebih bersih. Namun, berdasar informasi masyarakat setempat terdapat stagnasi pembangunan pada beberapa titik.
Ketua RT setempat, Wiji Lestari bilang sebelumnya mendapat kabar Kampung Semanggi Harmoni akan dijadikan kawasan wisata, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah kota.
"Waktu itu ada kabar katanya kampung ini mau dijadikan semacam desa wisata, tapi sampai sekarang nggak ada keberlanjutan gimana-gimananya,” ungkapnya, saat ditemui solotrust.com.
Wiji Lestari mengungkapkan, setelah peresmian pada Februari 2023 lalu, belum terjadi perubahan signifikan dari relokasi dan revitalisasi pembangunan yang dilakukan Pemkot Solo. Tidak adanya tindak lanjut ini berujung banyak fasilitas mulai rusak, seperti pintu, gudang rosok masih berserakan, belum ada pengecoran jalan, dan lainnya.
“Ini aja mau dipasang kanopi karena sudah mulai musim hujan, tapi katanya nanti nunggu desain pemkot, tapi sampai sekarang nggak juga,” sambungnya.
Kampung Semanggi Harmoni juga dilengkapi perpustakaan. Sayang, sarana publik ini sampai sekarang belum diisi dan tidak ada penjaga yang mengakibatkan fasilitasnya mulai rusak.
*) Reporter: Alya Ganzar Roosmika/Aulia Rahman Ramadhani
*) Penulis: Alan Dwi Arianto
(and_)