SOLO, solotrust.com – Pihak Facebook terus menyikapi soal penyalahgunaan data penggunanya yang bocor ke firma analisis data, Cambridge Analytica (CA).
Sebelumnya pada Kamis (5/4/2018), Facebook mengumumkan bahwa jumlah data pengguna yang bocor mengalami perubahan. Dari semula sekitar 50 juta orang, kini berubah hingga 87 juta.
“Secara keseluruhan, kami percaya bahwa informasi Facebook hingga 87 juta orang (sebagian besar di AS) mungkin telah dibagikan secara tidak layak pada Cambridge Analytica,” tulis Chief Technology Officer Mike Schroepfer melalui rilis resminya.
Baca juga : Indonesia Urutan Ketiga Terbanyak Data Facebook yang Bocor
Hari ini (9/4/2018), perusahaan milik Mark Zuckerberg itu akan menghubungi para pengguna yang datanya telah disalahgunakan. Pihak Facebook akan memberi sebuah peringatan kecil berupa notifikasi di pojok kanan atas akun Facebook yang menjadi korban.
“Akhirnya, mulai hari Senin, 9 April, kami akan menampilkan tautan kepada pengguna sehingga mereka dapat melihat aplikasi apa yang mereka gunakan, dan informasi yang telah mereka bagikan dengan aplikasi tersebut. Orang-orang juga dapat menghapus aplikasi yang tidak lagi mereka inginkan. Sebagai bagian dari proses ini, kami juga akan memberi tahu orang-orang jika informasinya mungkin telah dibagikan secara tidak layak ke Cambridge Analytica,” tulis dalam rilis resminya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat merupakan negara dengan jumlah kebocoran data sekitar 70 juta pengguna. Di urutan kedua, ada Filipina dengan data yang bocor sekitar 1,1 juta pengguna. Sedangkan Indonesia berada di urutan ketiga dengan 1.096.666 data pengguna.
(way)