SOLO, solotrust.com - Sekira 2000-an, komik menjadi salah satu media yang digunakan untuk me-refresh otak setelah melakukan banyak kegiatan. Biasanya sepulang sekolah, anak-anak akan mampir ke rental komik untuk meminjam cerita bergambar yang diinginkannya.
Kini, zaman sudah mulai berubah. Rental komik dulunya selalu ramai pengunjung, kini sudah mulai ditinggalkan. Tutup permanen menjadi jalan harus dipilih para pemilik rental komik.
Hal ini disebabkan munculnya komik digital, menggantikan peran komik fisik. Meskipun demikian, Sugeng masih mempertahankan rental komiknya hingga saat ini. Victory Komik, nama yang dia berikan untuk usahanya, berlokasi di Jalan Suryo No.4, Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Ketika mulai masuk ke dalam ruko, pengunjung akan diperlihatkan rak-rak buku berbaris rapi. Pada sekat-sekat rak terdapat tumpukan komik yang kertasnya terlihat sudah mulai menguning. Komik yang disediakan pun bermacam-macam, mulai dari komik lokal hingga luar.
Sugeng sudah menggeluti usahanya ini lebih dari 20 tahun. Dulu semasa masih sekolah, Sugeng sering membantu kakaknya membuka bisnis rental komik. Hingga setelah lulus, dia memberanikan membuka rental komik miliknya sendiri.
“Pertama kakak saya yang buka. Terus saya kan waktu itu masih sekolah, bantu-bantu. Setelah sekolah selesai, saya kerja di tempat lain. Setelah bekerja di tempat lain, dipikir-pikir enak wiraswasta. Terus saya kembali ke buka rental komik karena sudah pernah ngalamin,” jelas Sugeng.
Sebelum ada telepon seluler (Ponsel), terlebih komik digital, rental komik Sugeng ramai pengunjung. Berbanding terbalik dengan keadaan sekarang. Dulu, bahkan dia harus mempekerjakan orang untuk membantu usahanya yang ramai. Sekarang? Dia harus berperang dengan rasa kantuk ketika berjaga.
“Dulu saya pegawai sampai empat, ramai, laris. Sekarag jaga sendiri aja ngantuk-ngantuk,” kenang Sugeng diselingi dengan suara tawanya.
Ketika komik masih banyak digemari khalayak, Sugeng membeli judul dan seri yang sama sampai beberapa eksemplar. Hal ini dia lakukan untuk menghindari antrean peminjaman yang banyak.
“Saya kalau beli itu banyak. Satu nomor itu dobelnya banyak. Misalnya Kungfu Boy, itu kan pembacanya banyak, saya bisa beli sampai lima (komik),” ujarnya.
Berbeda dengan sekarang yang sudah mulai sepi peminat, Sugeng terpaksa menjual koleksi komik-komiknya.
“Komik lama kan saya belinya dobel-dobel. Sekarang kan ada marketplace ya, jadi saya ikut-ikutan pajang di situ. Yah, daripada penuh," katanya.
Kendati memiliki akun e-commerce, tak jarang pula ada kolekter datang ke kiosnya untuk menanyakan komik dengan seri tertentu. Biasanya mereka akan membeli komik-komik koleksi Sugeng dengan harga murah. Padahal, harga komik yang mereka cari cukup mahal di pasaran karena sudah langka.
“Kadang saya sering ketipu. Orang datang ke sini, cari ini, cari itu. Saya pikir udah nggak laku, saya jual. Tibakne kok lakune larang (Ternyata lakunya mahal-red). Lha tahunya saya mau beli lagi, kok mahal. Jadi sekarang kalau ada orang ke sini, cari-cari tertentu, saya mikir,” beber dia.
Harga sewa komik dan novel di Victory Komik cukup bervariasi, bergantung harga beli.
“Sepuluh persen, lebih kurang dari harga belinya,” ungkap Sugeng.
Tenggat waktu peminjaman juga berbeda. Jika yang dipinjam merupakan komik keluaran terbaru, tenggat waktu hanya satu hari, namun untuk komik-komik koleksi lama akan diberi waktu longgar. Sugeng mulai membuka kiosnya pukul 10.00 WIB sampai 20.30 WIB, tanggal merah libur.
*) Reporter: Nur Indah Setyaningrum/Rimadhiana
(and_)