Ekonomi & Bisnis

Presiden Bicara Peluang Revolusi Industri 4.0 Sektor Otomotif

Ekonomi & Bisnis

20 April 2018 05:41 WIB

Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara pembukaan Indonesia International Motor Show 2018 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, pada Kamis (19/4/2018). (Dok Setneg)

JAKARTA, solotrust.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis Revolusi Industri 4.0 mampu membawa peluang bisnis yang besar bagi industri otomotif di Tanah Air. Jumlah tenaga kerja di sektor itu pun disebutnya bisa semakin bertambah. Hal itu diungkapkan Presiden saat membuka Indonesia International Motor Show 2018 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Awalnya Presiden menyinggung mengenai sejumlah prediksi yang muncul terkait Revolusi Industri 4.0. Soal layanan ride sharing seperti Go-Car maupun GrabCar disebut-sebut mengubah tren konsumsi dari yang mulanya jual-beli menjadi apa yang disebut dengan “panggil mobil”.



Kata Presiden, pelanggan kini bisa mengakses angkutan mobil, kapan saja, di mana saja, dengan menggunakan aplikasi di gawainya masing-masing. “Tren-tren seperti ini harus kita baca. Akhirnya banyak yang menyampaikan, ngapain orang masih beli mobil kalau bisa mengakses transportasi mobil, kapan saja dan di mana saja, dengan menggunakan aplikasi mobile?,” tuturnya.

Sejumlah prediksi lain juga sempat dibicarakan Presiden. Namun, dirinya enggan percaya begitu saja dengan prediksi-prediksi yang mengarah ke hal pesimis. “Itu prediksi-prediksi dan itu yang saya enggak percaya. Kalau yang pesimis-pesimis seperti itu saya enggak percaya,” tegasnya.

Terkait peluang, Presiden percaya revolusi industri di sektor otomotif akan meningkatkan pertumbuhan industri otomotif, bukan malah menciut. Dari kasus layanan ride sharing  saja, bisa memunculkan kebutuhan yang jauh lebih besar akan perawatan kendaraan secara rutin.

“Ya pasti mobil itu akan harus dirawat lebih intensif. Mobil itu harus sering dicuci. Kalau kita lihat, cuci mobil terutama interiornya itu adalah sebuah jasa yang padat karya. Merawat (memperbaiki) mobil itu adalah jasa yang padat karya,” ungkapnya.

Selain itu, model layanan kendaraan semacam itu yang digunakan terus-menerus sudah tentu membutuhkan perawatan berkala. Hal itu disebutnya bisa membawa peluang bisnis tersendiri.

“Masa pakai dari mobil akan lebih cepat. Artinya produksi mobil harus lebih banyak,” sebutnya.

“Saya optimistis bahwa dengan bakat yang kita punya di Indonesia, di sektor otomotif, dan dengan industri otomotif kita yang tangguh, kita bisa menggarap peluang-peluang yang ada,” sambungnya.

(way)