Pend & Budaya

Jokowi: Perguruan Tinggi Saat Ini Butuh Kolaborasi Dengan Praktisi dan Pelaku Industri

Pend & Budaya

28 Juli 2021 11:02 WIB

Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam acara Konferensi Forum Rektor Indonesia (Foto: Tangkapan Layara Youtube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, solotrust.com - Pandemi Covid-19 menjadi rangkaian serial disrupsi yang sebelumnya dipicu revolusi industri 4.0. Teknologi telah menjadi master disrupsi, perdagangan bergeser menjadi e-commerce, hadirnya fintech dan berbagai e-payment di dunia perbankan, adanya healthtech dalam dunia kedokteran dan farmasi, regtech di dunia hukum, dan edutech pada dunia pendidikan.

Hal ini disampaikan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya di acara Konferensi Forum Rektor Indonesia 2021 secara virtual, Selasa (27/7).



"Lembaga pendidikan mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institution," jelasnya.

Lebih lanjut, Jokowi menerangkan, teknologi paling dasar adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital. Digital learning bukan hanya dimanfaatkan untuk memfasilitasi pengajaran oleh dosen internal kampus kepada mahasiswa.

Namun juga memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapapun, di manapun, tentang apapun, serta pembelajaran dari para praktisi, termasuk pelaku industri sangat penting untuk difasilitasi.

"Kurikulum harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri," imbuh Presiden.

Selain itu, mahasiswa juga perlu difasilitasi agar mampu bersaing di pasar kerja yang semakin terbuka dan terglobalisasi. Sehingga mampu menjadi industriawan yang dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan status sosial, dan menjadikan UMKM Indonesia naik kelas.

"Mahasiswa harus di-update dengan perkembangan terkini dan perkembangan ke depan. Banyak pengetahuan dan keterampilan yang menjadi tidak relevan lagi, yang menjadi usang karena disrupsi," ungkap Jokowi.

Di sisi lain, banyak pengetahuan baru yang bermunculan dan dikembangkan oleh lembaga peneliti dan praktisi yang mungkin saja belum sempat dibukukan menjadi literatur. Untuk itu, Jokowi menekankan agar mahasiswa disiapkan agar dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk zamannya.

"Perguruan tinggi sangat membutuhkan kolaborasi dengan para praktisi dan pelaku industri. Demikian juga sebaliknya, para pelaku industri sangat membutuhkan talenta dan inovasi teknologi dari perguruan tinggi," tegas Kepala Negara.

Presiden mengimbau agar perguruan tinggi mengajak industri untuk ikut mendidik mahasiswa sesuai kurikulum industri bukan kurikulum dosen. Tujuannya agar mahasiswa memperoleh pengalaman berbeda daripada pengalaman di dunia akademis semata.

"Setiap mahasiswa mempunyai talentanya masing-masing dan talenta ini harus digali, difasilitasi dan dikembangkan. Itulah esensi dari program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar," tambahnya.

Jokowi berharap perguruan tinggi harus lebih progresif dalam membangun cara kerja baru untuk menyiapkan masa depan mahasiswa serta menyiapkan Indonesia untuk mendahului negara-negara lain. (azizah)

(wd)