Hard News

Inspiratif, Pasutri Penjual Dawet Kendil Berangkat Ke Tanah Suci Tunaikan Ibadah Haji

Jateng & DIY

12 Mei 2025 14:23 WIB

Pasangan suami istri (Pasutri) penjual dawet, warga Paldaplang, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Agus Sarwanto dan Endang Widyaningsih akan menunaikan ibadah haji tahun ini

SRAGEN, solotrust.com - Berbekal tekad dan ketekunan, pasangan suami istri (Pasutri) penjual dawet asal Kabupaten Sragen dapat berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini. Mereka adalah Agus Sarwanto dan Endang Widyaningsih, warga Paldaplang, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen.
 
Menurut Agus Sarwanto, ia dan sang istri akan berangkat ke Tanah Suci, Makkah pekan depan. 
 
"Insyaa Allah berangkat tanggal 19 Mei ini, masuk kloter (kelompok terbang) 61, mohon doanya," ucap Agus Sarwanto, saat ditemui di warungnya.
 
Pria berusia 61 tahun ini mengaku, tekad berhaji muncul atas dorongan sang anak yang telah menunaikan ibadah haji di tahun sebelumnya. Mereka mendaftar untuk berangkat ke Tanah Suci pada 2012 silam. Tabungan dari hasil keuntungan berjualan dawet kendil disisihkan setiap bulan untuk melunasi kekurangan biaya berhaji.
 
"Alhamdulillah anak sudah berangkat berhaji tahun kemarin. Dia mendaftar pada 2012 juga, namun lebih awal sebulan dari kami. Dari anak yang lebih dulu mendaftar, kami semakin yakin untuk ikut mendaftar ibadah haji," tambah Agus Sarwanto. 
 
Sementara itu, Endang Widyaningsih, menceritakan sekira sepuluh tahun mereka tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur karena suami bekerja di sebuah bank milik pemerintah. Namun karena sesuatu hal, pada 1999 mereka memutuskan untuk pulang kembali ke Sragen dan memilih berjualan dawet kendil sampai sekarang.
 
"Kami menjual dawet kendil dari harga Rp1000, seiring waktu bertambah harganya dan saat ini menjadi Rp6000. Pelanggannya dulu warga sekitar Kebonromo, terus bertambah ramai seperti sekarang," terang Endang Widyaningsing sembari berjualan. 
 
Tak hanya berjualan dawet sebagai menu utama, sekarang warung yang berada di pinggir jalan raya Sragen-Ngawi ini juga menyajikan menu lainnya seperti soto dan lotek. Saat kedua pasutri ini berangkat ibadah haji ke Tanah Suci, warung kendil Bu Agus tetap buka dilayani oleh karyawan yang membantu.
 
"Nanti tetap buka melayani pelanggan, kan ada yang membantu jualan. Sekali lagi, mohon doanya semoga dilancarkan ibadah kami," pungkasnya. 
 
Kisah pasutri penjual dawet ini tentunya dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang, tak ada yang tidak mungkin untuk mencapai cita-cita atau keinginan. Tentunya tidak bisa hanya berpasrah, namun memerlukan tekad dan ketekunan untuk menggapainya. (wah) 

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya