SOLO, solotrust.com - Potensi pasar modal di Indonesia masih terkendala minimnya jumlah sumber daya manusia (SDM). Sehingga kebutuhan masyarakat terhadap industri pasar modal belum terfasilitasi secara optimal. Akan tetapl, hal tersebut juga berarti peluang untuk berkarir di pasar modal semakin terbuka.
Terkait hal itu, PT Bursa Efek Indonesla (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesla (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku Self-Regulatory Organization (SRO) kembali menyelenggarakan Capital Market Professional Development Program (CMPDP) pada tahun 2018.
Kepala BEI Perwakilan Kota Solo, M Wira Adibrata menjelaskan, CMPDP memiliki tujuan jangka menengah dan panjang dengan cara mempersiapkan talenta pasar modal. Harapannya mampu menjawab tantangan di masa depan dan membantu menggerakkan industri pasar modal lndonesia.
"Pada tahun 2016 jumlah kandidat CMPDP yang ditempatkan di SRO 26 orang dan di tahun 2017 31 orang. Proses seleksi CMPDP dilakukan secara terpusat oleh The Indonesla Capital Market lntltule (TICMI)," ujarnya kepada solotrust.com, Sabtu (21/4/2018).
Tahun ini, jumlah pelamar CMPDP mencapai 3.962 orang. Setelah melalui proses seleksi administrasi, 3.575 kandidat akan mengikuti seleksi tertulis.
Seleksi dilakukan serentak di 29 kota besar di Indonesia, salah satunya di Kota Solo pada 21 April 2018. Peserta terbaik yang terpilih akan mengikuti enam bulan program pengembangan dan enam bulan on the job training.
"Dengan demikian, SRO akan memiliki SDM profesional yang handal dan memadai. Guna mendukung operasional bisnis dan mengembangkan industri pasar modal Indonesia. Sehingga pasar modal Indonesia dapat menjadi yang terbesar di ASEAN dan bersaing secara global," terangnya.
Lanjutnya, pasar modal dinilai sebagai salah satu elemen penting untuk pembangunan, terutama di negara berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang berpotensi besar di industri pasar modal, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia menjadi Indeks paling potensial di dunia untuk 10 tahun terakhir, yaitu sebesar 125.40%.
SRO yang dimotori oleh BEI ini menargetkan pasar modal di Indonesia jadi pasar modal terbaik di kawasan ASEAN pada tahun 2020. Maka menurutnya, diperlukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat, sebab Indonesia harus memiliki SDM profesional yang kompeten dan mampu menjawab tantangan di masa depan. (arum)
(way)